bdadinfo.com

Rumah Sakit Al Quds Berhenti Beroperasi, Korban Serangan Israel di Gaza Sulit Dapat Perawatan - News

Rumah Sakit Al Quds berhenti beroperasi

- Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan situasi yang mengerikan dan berbahaya di rumah sakit di Gaza, Palestina karena semakin banyak pasien, termasuk bayi yang meninggal secara tragis.

Sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa Rumah Sakit Al Quds, telah menghentikan operasionalnya karena kekurangan bahan bakar ketika pasukan Israel terus mengebom daerah tersebut.

“Rumah sakit dibiarkan mengurus dirinya sendiri di bawah pengeboman Israel yang terus-menerus, menimbulkan risiko besar bagi staf medis, pasien, dan warga sipil yang menjadi pengungsi,” kata Bulan Sabit Merah Palestina dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu.

Baca Juga: Timnas Indonesia U-17 Hadapi Panama Malam Ini, Pelatih Bima Utamakan Mental dan Stamina Pemain

Hal ini merupakan tindakan yang meningkatkan ketakutan bagi warga Palestina yang mencari perawatan dan perlindungan di sana.

“Penghentian layanan ini disebabkan menipisnya ketersediaan bahan bakar dan pemadaman listrik. Staf medis melakukan segala upaya untuk memberikan perawatan kepada pasien dan korban luka, bahkan menggunakan metode medis yang tidak konvensional di tengah kondisi kemanusiaan yang mengerikan dan kekurangan pasokan medis, makanan, dan air,” katanya.

Bulan Sabit Merah Palestina meminta pertanggungjawaban komunitas internasional atas hancurnya layanan kesehatan di gaza dan krisis kemanusiaan yang mengerikan karena serangan Israel ke Gaza.

Baca Juga: Review Game EA Sports WRC, Ternyata Ada Reli Bertemakan Sumatera!

Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, mengatakan Rumah Sakit Al Quds telah terputus dari dunia luar dalam enam hingga tujuh hari terakhir.

Rumah Sakit Al Quds dan Al-Shifa ditutup untuk pasien baru, staf yang bertugas mengatakan bahwa pengeboman Israel dan kurangnya bahan bakar dan obat-obatan menyebabkan mereka yang sudah dirawat bisa meninggal.

Menurut staf medis, Rumah sakit di wilayah utara Gaza diblokade oleh pasukan Israel hingga mereka tidak mampu merawat pasien yang membutuhkan perawatan.

Baca Juga: Berkat Salah Satu Ruas Jalan Tol Trans Sumatera Ini, Jalan-Jalan ke Luar Negeri Bisa Makin Mudah Loh!

“Anak saya terluka dan tidak ada satu pun rumah sakit yang bisa merawat sehingga dia bisa mendapatkan jahitan,” kata Ahmed al-Kahlout, yang melarikan diri ke selatan sesuai dengan saran Israel karena khawatir tidak ada tempat yang aman di Gaza.

Seorang ahli bedah plastik di Rumah Sakit Al-Shifa mengatakan pengeboman di gedung inkubator telah memaksa mereka untuk menjejerkan bayi prematur di tempat tidur biasa, menggunakan sedikit daya yang tersedia untuk menghangatkan menggunakan pemanas ruangan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat