- Pejabat Pemerintahan Yaman, Mayor Jenderal Aidarus al-Zoubaidi, menyatakan bahwa serangan udara yang ditujukan kepada Houthi dianggap tidak memadai.
Al-Zoubaidi, yang merupakan wakil ketua Dewan Pimpinan Presiden di Aden, meminta pasukan darat pemerintah untuk meningkatkan serangan udara dan mendesak negara-negara barat memberikan dukungan berupa senjata, pelatihan, dan pertukaran informasi intelijen kepada pasukan pemerintah.
Dewan Pimpinan Presiden merupakan badan eksekutif koalisi partai-partai Yaman yang menentang Houthi yang didukung Iran.
Gencatan senjata yang terjadi sejak 2022 telah menyebabkan sekitar 377.000 kematian.
Al-Zoubaidi menyatakan kekhawatiran agar koalisi pimpinan AS tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti koalisi pimpinan Arab di Yaman yang hanya mengandalkan serangan udara terhadap Houthi tanpa dukungan kekuatan darat yang memadai.
Menurutnya, serangan udara saja tidak cukup, mengingat Houthi memiliki pengalaman dalam menanggapi serangan udara Arab Saudi dan telah mengembangkan sistem penyimpanan bawah tanah untuk artileri mereka.
Dia juga mencari dukungan Barat dalam bentuk senjata, pelatihan, dan pertukaran informasi intelijen untuk memastikan serangan udara AS menjadi lebih efektif dan komprehensif.
Al-Zoubaidi menolak klaim Houthi tentang sasaran serangan terhadap pelayaran Laut Merah dan menggambarkan Houthi sebagai alat Iran di kawasan tersebut.
Pernyataan Zoubaidi juga menggarisbawahi perlunya melakukan operasi darat melawan Houthi dan menekankan bahwa negara-negara barat harus membantu dalam aspek ini.
Dia mengorganisir pertemuan untuk meminta AS memperluas dan mengoordinasikan operasi dan serangan, serta membutuhkan peralatan militer, peningkatan kapasitas, pelatihan pasukan darat, dan pembagian informasi intelijen yang lebih kuat.
Zoubaidi juga merupakan presiden Dewan Transisi Selatan yang didukung oleh Uni Emirat Arab (UEA).