bdadinfo.com

Ternyata Dibalik Tren Kendaraan Listrik di Perkotaan, Pekerja Tambang Bertaruh Nyawa, kok Bisa? - News

Tren kendaraan listrik ternyata buat pekerja tambang bertaruh nyawa (Pixabay)

- Kendaraan listrik sering dipromosikan sebagai inovasi baru yang lebih ramah lingkungan, karena menghasilkan polusi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Namun, kendaraan listrik mempunyai harga yang lebih mahal karena bahan baku dan proses pembuatannya.

Hal lainnya adalah kendaraan listrik memiliki kecepatan tertinggi yang lebih lambat, bahkan jika dibandingkan dengan kendaraan bertenaga gas.

Dilansir dari nationalgeographic.grid.id, pada 16 Januari 2024, rendahnya kecepatan tinggi tersebut disebabkan dari kemampuan kendaraan listrik untuk menghemat konsumsi baterai.

Baca Juga: Debat Keempat Cawapres Pilpres 2024 Resmi akan Kembali Berlangsung di Jakarta Convention Center

Semakin tinggi kecepatan, baterai akan semakin lebih boros dan harus dengan cepat diisi ulang kembali di stasiun pengisian kendaraan listrik umum terdekat.

Di Indonesia, untuk menopang kebutuhan dan meningkatkan minat daya beli, pemerintah melakukan investasi untuk membangun infrastruktur yang menunjang dan mempromosikan kendaraan listrik.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan kalau jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) memiliki 842 unit yang tersebar di 488 lokasi di Indonesia.
Pemerintah bahkan akan terus menambah jumlah SPKLU tersebut.

Promosi yang dilakukan oleh pemerintah agar konsumen lebih banyak menggunakan kendaraan listrik yaitu, pengecualian pajak dan bebas ganjil genap di Jakarta.

Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol Bangkinang-Koto Kampar akan Beroperasi Penuh Target Tuntas Bulan April Ini, Riau ke Sumatera Barat Jadi Tersambung?

Promosi tersebut dilakukan dalam mengurangi pencemaran karbon di udara yang diimbangi dengan usaha penyerapan karbon.

Penyetaraan daya serap dan daya penghasil karbon atau bisa disebut sebagai Emisi Nol Bersih harus dilakukan dengan baik. Pasalnya, karbon merupakan salah satu gas rumah kaca yang mendorong perubahan iklim.

Kendaraan listrik sering dikritik karena dalam proses produksi menghasilkan emisi yang lebih besar. Karena kendaraan listrik memerlukan nikel, kobalt, tembaga, dan mangan.

Untuk mendapatkan bahan baku tersebut, penambangan harus dilakukan di kawasan kaya mineral seperti di Pulau Obi, Maluku Utara dan Konawe, Sulawesi Tenggara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat