bdadinfo.com

Terowongan Tol Tembus Bukit di Sumbar Siap Tuntas dalam 8 Tahun, Masyarakat Lima Nagari Akhirnya Luluh Juga?  - News

Terowongan Tol Tembus Bukit di Sumbar Siap Tuntas dalam 8 Tahun, Masyarakat Lima Nagari Akhirnya Luluh Juga?  (bpjt.pu.go.id)

Pembangunan jalan tol di Sumatera Barat (Sumbar) memang menjadi salah satu proyek tersulit.

Pasalnya sejumlah pihak menentang keras pembangunan jalan tol yang melintas di tanahnya karena berbagai macam alasan.

Dilansir dari kanal YouTube @POIN45, benarkah masyarakat Lima Nagari yang dahulu menentang kini akhirnya luluh juga?

Baca Juga: Proyek Gila di Sumbar Dulu Ditolak Sekarang Malah Didukung, Tol Padang-Pekanbaru Tembus Bukit Barisan Bakal Jadi Kenyataan di 2032? 

Lalu apakah terowongan tol super megah yang dibangun dengan menembus bukit bakal tuntas dalam kurun waktu 8 tahun?

Pembangunan tol terumit tersebut berada di tol Padang-Pekanbaru Seksi 4 Payakumbuh-Pangkalan.

Dinas Bina Marga Cipta karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumbar mengatakan bahwa ada satu titik pembuatan terowongan yang lokasinya berada di Kabupaten Limapuluh Kota.

Baca Juga: Proyek Tol 'Terngesot' Se-Indonesia Ternyata ada di Sumbar, Begini Progres Pembangunannya di Beberapa Seksinya 

Meski sudah direncanakan pembangunannya sejak 2018, tetapi hingga akhir 2023 Jalan Tol Payakumbuh-Pangkalan masih belum melakukan pengerjaan yang berarti.

Alasannya karena berbagai persoalan salah satunya penolakan dari 5 Nagari di Kabupaten Limapuluh Kota.

Beberapa alasan kuat mengapa penolakan atas mega proyek tersebut yakni dengan permintaan dari kelima Nagari agar trase tol Padang-Pekanbaru bisa dialihkan, di antaranya:

Baca Juga: Saingan Baru Tol Payakumbuh-Pangkalan, Tol Yogyakarta-Bawen Bakal Dilengkapi Terowongan Tembus Bukit 

  1. Trase tol melintasi kawasan pertanian yang masih produktif

Ke depannya hal ini dikhawatirkan bahwa petani akan kesulitan dalam menjangkau lahan yang ada di seberang jalan karena membentangnya jalan tol.

Dengan kawasan pertanian yang dilintasi jalan tol maka petani khawatir tidak ada akses untuk mereka menyeberang jalan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat