- Aceh, tempat lahirnya sejarah perdagangan rempah, menjadi pusat penting jalur rempah Nusantara.
Dalam seminar internasional, Sekda Aceh Bustami Hamzah menggarisbawahi peran monumental Aceh dalam sejarah perdagangan rempah.
Rempah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Aceh dan Indonesia pada umumnya, memberikan kontribusi besar dalam bidang kuliner, obat-obatan, wewangian, dan berbagai kegunaan lainnya.
Sejak berabad-abad lalu, rempah telah memperkaya kehidupan manusia di Nusantara dan dunia.
Keberadaannya tidak hanya mempengaruhi budaya dan kehidupan sosial, tetapi juga berperan dalam diplomasi dan konflik politik antar bangsa.
Aceh, dengan sejarah panjangnya sebagai penghasil utama rempah, telah memberikan dampak besar terhadap peradaban dan kontak budaya antar bangsa di dunia.
Sebagai sentral perdagangan rempah, Aceh memiliki sejarah yang kaya dan panjang. Pada abad ke-17 hingga ke-18, Aceh menjadi daerah penghasil lada terbesar di dunia.
Bahkan hingga saat ini, Aceh masih menghasilkan minyak atsiri dari beberapa jenis rempah, seperti pala, cengkeh, serai wangi, dan nilam.
Keberadaan dua dari 20 titik jalur rempah Nusantara di Aceh, yaitu Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam, menjadikan Aceh sebagai pusat perdagangan rempah yang strategis.
Dalam seminar tersebut, tema "Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia" diusung sebagai momentum untuk menggali kembali potensi rempah Aceh.
Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Bus Murah Mudik Lebaran 1445 H 2024 Terbaru Bus NPM Semua Rute