- Sumatera Barat, sebuah negeri yang kaya akan sejarah perdagangan rempah-rempah yang melambung tinggi, kini menjadi fokus perhatian Dirjen Kebudayaan dalam mengangkat kebesaran "Jalur Rempah" sebagai identitas penting dari kekayaan sejarah Nusantara.
Meskipun telah diakui oleh banyak sejarawan bahwa Sumatera Barat memiliki peran yang signifikan dalam jalur perdagangan rempah, kajian dan penelitian tentang sejarah Jalur Rempah di pantai barat Sumatera, khususnya di Sumatera Barat, masih minim ditemukan.
Baca Juga: PTK SD se-Kecamatan Pariaman Timur Kota Pariaman Salurkan Infaq Mingguan
Namun, berkat kerja sama antara Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Prof. Gusti Asnan, dan DR. Nopriyasman dari Universitas Andalas, langkah awal telah diambil dengan memulai usaha pengkajian, penelitian, dan penulisan tentang sejarah Jalur Rempah di daerah tersebut.
Salah satu hasil kajian adalah buku berjudul "Bibliografis Jalur Rempah di Sumatera Barat", yang memperlihatkan bahwa belum ada satu pun kajian khusus mengenai rempah dan dunia rempah di pantai barat Sumatera.
Sementara itu, sejarah perdagangan rempah di Sumatera Barat tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sebagai jalur penting perdagangan rempah, pelabuhan-pelabuhan seperti Tiku, Pariaman, dan Padang telah menjadi pusat interaksi perdagangan internasional sejak berabad-abad yang lalu.
Bahkan sebelum kedatangan VOC, pedagang dari India, Arab, dan China telah aktif berdagang di kota-kota dagang tersebut.
Tak hanya sebagai jalur perdagangan, Sumatera Barat juga terkenal sebagai penghasil rempah terbaik di Sumatera.
Rempah-rempah seperti lada, gambir, kulit manis, dan cengkih menjadi daya tarik utama perdagangan internasional.
Bahkan Amerika pun tertarik dengan rempah yang dihasilkan di daerah ini, seperti yang terungkap dalam buku-buku sejarah yang membahas interaksi perdagangan antara Sumatera Barat dan Amerika.
Meskipun telah ada beberapa tulisan yang menyentuh sejarah Jalur Rempah di Sumatera Barat, belum ada yang mampu menghadirkan secara lengkap dan utuh dari berbagai aspek, mulai dari sosial, ekonomi, politik, budaya rempah, hingga perdagangan rempah di kawasan ini.