bdadinfo.com

Dokter Tirta Ungkap Dugaan Penyebab Pebulu Tangkis China Zhang Zhi Jie Meninggal, Singgung Soal Pertolongan 2 Menit Pertama: Itu Sangat Krusial! - News

 Pebulu Tangkis China Zhan Zhi Jie Meninggal Dunia di Badminton Asia Junior Championships 2024. (X/@OmaGillClark)

- Dunia bulu tangkis kini tengah diselimuti kabut duka atas meninggalnya pebulu tangkis muda asal China, Zhang Zhi Jie di Badminton Asia Junior Championships 2024.

Zhang Zhi Jie tiba-tiba jatuh dan kolaps saat bertanding melawan Kazuma Kawano asal Jepang, sayangnya nyawanya tak tertolong usai dibawa ke rumah sakit pada Minggu, 30 Juni 2024 pukul 23.20 WIB.

Melihat video detik-detik Zhang Zhi Jie mendadak jatuh dan kolaps saat masih bertanding yang viral di media sosial, tak sedikit yang menyoroti penanganan yang lambat dari tenaga medis.

Baca Juga: Progres Konstruksi 2 Jalan Tol Penghubung Sumatera Utara dan Aceh Secara Menyeluruh Sudah 93 Persen, Berikut Rincian Persentase di Tiap Ruasnya 

Menyoroti hal tersebut, Influencer Dokter Tirta akhirnya turut menanggapi kabar duka meninggalnya pebulu tangkis asal China tersebut.

Dalam kesempatan itu, Dokter Tirta menyinggung soal penanganan cepat dalam dua menit pertama bisa turut menyelamatkan nyawa sang atlet.

Dokter Tirta menjelaskan kemungkinan Zhang mengalami gangguan elektrik pada jantung atau gangguan pada ritme jantungnya.

Baca Juga: Hore! Sumatera Utara Punya Jalan Tol Baru Lagi, Proyek Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan Sepanjang 57 Km Menembus Aceh Mau Gunting Pita

Hal tersebut menyebabkan pasukan darah ke otak berkurang sehingga menyebabkan pebulutangkis tersebut jatuh dalam keadaan kejang.

"Pebulutangkis jatuh dalam keadaan kejang itu kemungkinan besar ada gangguan elektrik pada jantung atau gangguan ritme pada jantung yang mengakibatkan pasokan darah ke seluruh tubuh terutama otak berkurang secara drastis," kata Dokter Tirta dalam akun Instagramnya @dr.tirta dikutip tim News pada Senin, 1 Juli 2024.

Kondisi yang menyebabkan Zhang mengalami kejang tersebut yaitu ventrikular fibrilasi atau ventrikular takikardia.

Menurut Dokter Tirta, dalam kondisi tersebut pertolongan pada satu atau dua menit awal itu sangat krusial dalam menyelamatkan nyawa sang atlet.

"SOP-nya, jika terjadi diagnosa kelainan elektrik pada jantung atau gangguan aritmia jantung, pertolongan dalam waktu jeda paling tidak 1 atau 2 menit sangat krusial. Pertolongan di dua menit awal itu akan memperpanjang kemungkinan hidup atlet," jelasnya.

Pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut berharap seluruh panitia penyelenggara, tim medis, dan pihak BWF untuk melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat