bdadinfo.com

Geng LockBit Klaim Curi 1,5 Terabite Data BSI, Ancaman Serius bagi Keamanan Nasabah - News

Ilustrasi peretasan (Shutterstock)

- Akun Twitter @darktracer_int menghebohkan dunia maya dengan mengungkap dugaan peretasan data Bank Syariah Indonesia (BSI).

Menurut akun tersebut, geng hacker bernama LockBit diduga bertanggung jawab atas peretasan layanan BSI yang membuatnya tidak dapat digunakan selama beberapa hari belakangan.

Dalam kicauannya, akun twitter Dark Tracer menyebutkan bahwa LockBit telah mencuri sekitar 15 juta data pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5TB data internal BSI.

Baca Juga: Rekam Jejak Hukum Habib Bahar Bin Smith, Dipenjara Hingga Jadi Sasaran Penembakan

"Mereka menyebut sudah mencuri 15 juta data pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5TB data internal. Mereka mengancam akan merilis semua data di dark web jika negosiasi gagal," tulis Dark Tracer, Selasa 16 mei 2023.

Layanan perbankan milik BSI pertama kali terganggu pada Senin, 9 Mei 2023.


Namun, Menteri BUMN Erick Thohir tidak memberikan rincian mengenai serangan siber apa yang sedang terjadi, hanya menyatakan bahwa terjadi serangan siber terhadap BSI.

Baca Juga: Penyakit Sifilis Meningkat! Ini 5 Daerah di Indonesia dengan Kasus Terbanyak

Pada Rabu, 10 Mei 2023, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, mengumumkan bahwa layanan BSI sudah mulai normal kembali dan dapat digunakan untuk transaksi oleh nasabah.

Namun, pada saat itu, pihak BSI mulai menemukan indikasi adanya dugaan serangan siber yang mengharuskan mereka mematikan sistem untuk memastikan keamanan data.

Bank Syariah Indonesia tersebut masih melakukan investigasi mendalam terkait kejadian ini dan bekerja sama dengan pihak keamanan siber untuk mengidentifikasi pelaku dan memulihkan kerugian yang ditimbulkan.

Dugaan peretasan data Bank Syariah Indonesia oleh geng hacker LockBit ini memperlihatkan pentingnya perlindungan terhadap data pribadi dan keamanan informasi di dunia digital.

Kasus ini juga menjadi pengingat bagi perusahaan dan lembaga lainnya untuk meningkatkan sistem keamanan siber mereka agar terhindar dari serangan serupa di masa depan. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat