bdadinfo.com

Bahasa Tansi, Bahasa Kreol Penambang Batu Bara di Sawahlunto, Kini Hampir Punah - News

Kota tambang Sawahlunto (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Bahasa Tansi adalah bahasa kreol yang digunakan oleh para penambang batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Adapun, bahasa Tansi ini lahir pada masa kolonial Belanda, ketika para penambang dari berbagai daerah di Indonesia dibawa ke Sawahlunto untuk bekerja di tambang batu bara.

Para penambang tersebut tidak memiliki bahasa yang sama, sehingga mereka menciptakan bahasa baru yang menjadi bahasa Tansi.

Baca Juga: Agak Laen! Bukan Rendang, Ternyata Ini Kuliner Khas di Kabupaten Terluas Sumatera Barat

Bahasa Tansi merupakan campuran dari berbagai bahasa, seperti Jawa, Bali, Sunda, Madura, Cina, Batak, Bugis, Belanda, dan Minangkabau.

Bahasa ini juga dipengaruhi oleh bahasa Melayu, yang merupakan bahasa resmi Indonesia.

Bahasa Tansi memiliki struktur yang sederhana dan kosakata yang terbatas.

Baca Juga: Jaga Kesehatan Anda, Ini Prakiraan Cuaca di Sumatera Hari Ini, Cerah dan Mendung Bersamaan

Namun, bahasa ini tetap dapat digunakan untuk berkomunikasi secara efektif.

Bahasa Tansi juga memiliki kekhasan tersendiri, seperti pengucapan yang unik dan penggunaan beberapa kata yang tidak ditemukan dalam bahasa lain.

Bahasa Tansi saat ini sudah mulai jarang digunakan. Hal ini disebabkan oleh semakin berkurangnya jumlah penambang batu bara di Sawahlunto.

Baca Juga: Tak Disangka Ternyata Nagari di Sumatera Barat Ini Penghasil Pengusaha Fotokopi, Dimana ya Tempatnya?

Namun, bahasa Tansi masih tetap dilestarikan oleh beberapa orang, terutama oleh para orang tua dan tetua adat.

Bahasa Tansi merupakan salah satu bagian penting dari sejarah Sawahlunto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat