bdadinfo.com

Mengenang Mak Itam di Museum Kereta Api Sawahlunto, Loko Andalan di Masa Kejayaan Emas Hitam - News

Mengenang Mak Itam di Museum Kereta Api Sawahlunto, loko andalan di masa kejayaan emas hitam (indonesiatraveler.id)

 
- Sawahlunto, Sumatera Barat, merupakan tanah bersejarah yang terkait erat dengan penemuan batubara pada 1858. 
 
Dari sinilah awal mula Belanda membangun jaringan kereta api yang menghubungkan Sawahlunto dengan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.
 
Nah bukti kejayaan jalur kereta api di Sawahlunto, terekam dalam lokomotif Mak Itam di Musem Kereta Api Sawahlunto. Seperti apa sih Mak Itam ini. Yuk simak selengkapnya.
 
 
Awalnya, jalur kereta api Sawahlunto-Pelabuhan Teluk Bayur Padang dirancang untuk mengangkut batubara mulai dari 1892, namun seiring berjalannya waktu, fungsi rel ini berkembang untuk mengangkut penumpang juga.
 
Seiring merosotnya produksi batubara atau si emas hitam, sebagian ruas jalur kereta api ditutup pada 2003 dari Padangpanjang hingga Sawahlunto. 
 
Jalur penumpang sudah lama berhenti beroperasi sejak 1986 karena minimnya penumpang, sehingga hanya mencapai Stasiun Naras di Pariaman Utara dari Padang. 
 
 
Akibatnya, jalur tersebut terbengkalai dan sebagian wilayahnya diduduki oleh warga lokal.
 
Tetapi sejarah ini tidak sepenuhnya terlupakan. Stasiun Sawahlunto, yang dulunya merupakan tujuan akhir kereta api, diubah menjadi museum pada 2005, diresmikan oleh Wapres Jusuf Kalla. 
 
Di museum ini, tersimpan berbagai koleksi peralatan kereta api, termasuk kereta pengangkut batubara, kereta penumpang, dan replika miniatur lokomotif legendaris Mak Itam.
 
 
Loko Mak Itam, atau lokomotif E1060 buatan Jerman, memainkan peran penting dalam menarik rangkaian gerbong batubara pada masa kejayaan tambang tersebut. 
 
Meskipun akhirnya dipensiunkan dan dipindahkan ke Ambarawa sebagai koleksi, loko ini kembali ke Sawahlunto pada 2007 untuk mengangkut wisatawan yang ingin menikmati Danau Singkarak. 
 
Sayangnya, karena ketiadaan suku cadang, loko ini akhirnya pensiun dan digantikan oleh replika E1060 yang kini menjadi daya tarik di depan Stasiun Sawahlunto.
 
 
Museum Kereta Api Sawahlunto menawarkan pengalaman yang menyentuh hati dengan ruang pamer yang menampilkan koleksi peralatan penunjang kereta api, diorama, dan miniatur kereta api. 
 
Kamu bisa menyaksikan perjalanan kereta api Swahlunto dari awal masa pertambangan hingga perang kemerdekaan, serta perkembangan penggunaan kereta api pasca kemerdekaan, sampai merosotnya produksi batubara. Kamu bisa juga menyimak sejarah penambangan batubara yang pernah jaya di Sumatera Barat hadir dalam perjalanan waktu yang dihadirkan museum ini.
 
Mengunjungi museum ini akan menjadi pengalaman berharga dengan pemandu yang menceritakan sejarah pertambangan batubara dan film dokumenter sejarah yang diputar di ruang studio.
 
 
Film berdurasi 15 menit ini menggambarkan perjalanan dari penemuan tambang batubara di Sawahlunto hingga penutupan tambang tersebut, melibatkan kerja sama antara pemkot Sawahlunto, PT. KAI, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, dan Kementerian ESDM.
 
Terletak di pusat kota di jalan Jenderal Ahmad Yani, Lembah Segar, Sawahlunto, museum kereta api ini mudah diakses dari berbagai penginapan di sekitar pusat kota. 
 
Bersama dengan beberapa museum lainnya yang menyimpan sejarah kelam batubara, seperti Museum Mbah Soero dan Museum Gudang Ransum, Museum Kereta Api Sawahlunto menjadi tempat yang mengangkat kenangan berharga dari masa lalu yang perlu dijaga dan dihargai. ***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat