bdadinfo.com

Mengenang Kejayaan Torino, Raksasa Italia Era 40an dan Tragedi 4 Mei 1949 - News

Ketika mendengar nama Torino di era saat ini, mungkin yang terlintas adalah nama Andrea Belotti yang sudah memperkuat Torino dari tahun 2015. Ia juga menjadi salah satu pemain Torino yang berhasil membawa timnas Italia juara Euro 2020.

Klub yang berasal dari kota Turin ini hingga saat ini masih konsisten bermain di Serie A. Il Toro selalu menghiasi papan tengah Serie A namun mereka juga pernah berjuang untuk lolos dari zona degradasi. Klub yang bermarkas di Stadio Olimpico Grande Torino ini ternyata mempunyai gelar Serie A lebih banyak dari AS Roma, Fiorentina, Lazio, dan Napoli. 

Bila kita kembali ke era 40an khususnya di Liga Italia, bukan Juventus atau AC Milan yang menguasai Liga Italia melainkan Torino. Klub yang sudah berdiri sejak tahun 1906 ini meraih lima gelar Serie A sekaligus di era 40an. Sebutan Grande Torino diberikan untuk generasi emas Torino di era 40an. 

Di era awal 40an ketika masih berlangsung Perang Dunia II, Torino berhasil meraih gelar Liga Italia yang kedua tepatnya dimusim 1942/1943. Setelah Torino juara, Liga Italia semapt diberhentikan sementara karena Perang Dunia II. Liga Italia kemudian diselenggarakan kembali di musim 1945/1946 dan dimenangkan kembali oleh Torino. 

Kesuksesan Torino di era 40an membuat banyak pemain-pemain Torino dipanggil untuk membela timnas Italia. Salah satu nama pemain Torino yang melegenda adalah Valentino Mazzola. Ia bergabung dengan Torino di tahun 1942 yang mana di tahun tersebut adalah tahun kelahiran Sandro Mazzola. Sandro Mazzola salah satu pemain legendaris Inter Milan ini adalah anak kandung dari Valentino Mazzola.

Valentino bersama Torino meraih lima gelar Serie A di era 40an dan menjadi kapten timnas Italia di tahaun 1947-1949. Pemain yang berposisi sebagai penyerang sayap ini bahkan sudah mencetak 100 gol diusianya yang belum menginjak 30 tahun. Menjadi jawara Serie A bukan hal yang mudah apalagi meraih lima gelar dalam satu era dan bersaing dengan tim-tim yang kuat. Namun smeua itu bisa dilakukan oleh Grande Torino di era 40an. 

Torino menjadi klub yang paling hebat di benua biru di era 40an. Dengan banyak raihan gelar di era 40an, pemain-pemain Torino pun banyak yang memperkuat timnas Italia. Terhitung ada sepuluh pemain Torino yang memperkuat timnas Italia ketika Italia menjalani pertandingan persahabatan dengan Hungaria. 

Baca Juga: Mengapa Klub-Klub Italia Selalu Diancam Dengan Kebangkrutan?

Rabu, 11 Mei 1947 sepuluh pemain Torino membela timnas Italia menghadapi timnas Hungaria yang dikenal sangat kuat saat itu dengan pemain legendarisnya Ferenc Puskas. Sepuluh pemain Torino ini masuk dalam skuat utama timnas Italia melawan Hungaria.

Mereka bertanding dari menit awal pertandingan melawan hebatnya skuat Hungaria. Sepuluh pemain Torino yang membela timnas Italia ini pun berhasil menang atas Hungaria dengan skor 3-2. Hingga saat ini belum ada lagi tim yang menyumbang sepuluh pemain untuk skuat Italia dan semuanya bermain dalam satu pertandingan. 

Namun kesuksesan Torino di era 40an harus berakhir di penghujung era 40an. Semua berawal dari surat Francisco Jose Ferreira yang dibaca oleh Valentino Mazzola. Francisco Jose Ferreira adalah pesepak bola yang terkenal saat itu dan ia juga kenal dekat dengan Valentino Mazzola. Surat itu tentang ajakan untuk tim Torino menjalani pertandingan persahabatan dengan Benfica. 

Ajakan dari pemain legendaris Benfica tersebut juga diketahui presiden Torino saat itu Ferrucio Novo. Ia menyetujui timnya untuk menjalani laga persahabatan tersebut untuk menghormati Francisco Jose Ferreira. Ditambah lagi sang presiden juga mengagumi sosok Francisco Jose Ferreira dan ia ingin sekali membawa gelandang Portugal itu untuk memperkuat Torino. 

Meskipun hanya pertandingan persahabatan namun Francisco Jose Ferreira meminta Torino membawa 18 pemain intinya untuk bertanding melawan Benfica. Demi menghormati undangan dari sang pemain, Torino pun menyetujuinya dan membawa 18 pemain intinya untuk bertanding ke Lisbon, Portugal.

Alasan Ferreira meminta Torino membawa pemain intinya karena saat itu Torino mempunyai skuat terbaik di masanya dan ia ingin pensiun dari sepak bola. Sebelum ia gantung sepatu, Ia ingin mengalahkan tim inti Torino meskipun hanya laga persahabatan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat