bdadinfo.com

Gabriel Batistuta, Bomber Ikonik Era 90an yang Tak Menyukai Sepak Bola - News

Liga Italia yang dimulai sejak tahun 1898 banyak menghadirkan cerita yang kemudian menjadi sejarah yang tak akan dilupakan. Era 90an menjadi era keemasan dari kompetisi sepak bola Negeri Pizza ini. Banyak pemain-pemain top dunia menjalani karirnya di tim-tim Italia. 

Ketika di era 90an, kompetisi sepak bola Negeri Pizza ini menjadi favorit bagi para penggemar sepak bola di Indonesia. Serie A yang saat itu bernama Lega Calcio ini disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia karena banyaknya penggemar sepak bola di Indonesia menyukai Liga Italia saat itu. 

Ruud Gullit, Zinedine Zidane, Hernan Crespo, Juan Sebastian Veron, Ronaldo de Lima, Gabriel Batistuta, dan Rui Costa adalah sederet pesepak bola ikonik di era 90an dan mereka berasal bukan dari Italia. Mereka menjalani karir sepak bolanya di Liga Italia yang saat itu sedang di puncak kejayaan. 

Dari beberapa pesepak bola yang disebutkan diatas ada nama Gabriel Omar Batistuta atau yang lebih dikenal dengan nama Gabriel Batistuta. Mantan striker timnas Argentina ini menghabiskan era 90an-nya bersama Fiorentina. Batistuta dikenal dengan ciri khas rambut panjangnya dan tendangan gledeknya yang mampu membuat kiper lawan malas untuk menepis tendangannya.

Gabriel Omar Batistuta lahir ditanggal 1 Februari 1969 di kota Avellaneda yang berada di provinsi Santa Fe, Argentina. Ia lahir dari keluarga kelas pekerja dan ia gemar melakukan kegiatan yang jarang dilakukan oleh anak kecil pada umumnya. 

Baca Juga: Ketika UFO Membawa Keberuntungan Bagi Fiorentina

Batistuta kecil gemar berkuda dan melakukan gerakan-gerakan akrobatik. Ia kemudian menaruh minat dengan sains. Ia sama sekali tak menyukai olahraga hingga pada suatu hari kawannya mengajak Batistuta untuk berolahraga. 

Bukan sepak bola olahraga yang pertama ia mainkan melainkan Basket. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk bermain saat usianya masih belum menginjak 10 tahun. Namun Piala Dunia 1978 mampu membuat Batistuta kecil tertarik dengan sepak bola. 

Piala Dunia 1978 digelar di Argentina dan berhasil dimenangkan oleh Argentina yang saat itu adalah gelar Piala Dunia pertama bagi tim tango. Mario Kempes berhasil menjadi top skor di Piala Dunia 1978 yang kemudian menginspirasi Batistuta kecil untuk bermain sepak bola. 

Batistuta kecil mulai bermain sepak bola dengan teman-temannya di pinggir jalan hingga memasuki usia remaja ia bergabung dengan tim lokal di daerah tempat tinggalnya. Ia sempat menjadi andalan untuk tim lokalnya hingga ia direkrut oleh Newell's Old Boys dan menjalani karir profesional pertamanya di klub tersebut. 

Sepanjang tahun 1988 hingga tahun 1991, Batistuta membela tiga klub berbeda yakni Newell's Old Boys (1988-1989), River Plate (1989-1990), dan Boca Juniors (1990-1991). Penampilannya yang impresif dengan Boca Juniors membuat Batistuta dipanggil untuk membela timnas Argentina di tahun 1991. 

Batistuta yang saat itu masih berusia 22 tahun dengan semangat membela negaranya di Copa America 1991 yang diselenggarakan di Chili. Turnamen sepak bola Amerika Latin tersebut berhasil dimenangkan oleh Argentina dengan Batistuta sebagai top skor Copa America 1991. 

Penampilannya yang impresif dan rambut gondrongnya yang selalu berkibar saat menggiring bola membuat Vittorio Cecchi Gori tertarik untuk mendatangkan Batistuta ke Firenze. Cecchi Gori yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden Fiorentina menyaksikan langsung kehebatan Batistuta di Copa America. Ia sangat menyukai gaya permainan dari Batistuta dan berencana untuk membawa Batistuta ke Fiorentina. 

Italia menjadi salah satu destinasi favorit bagi pesepak bola asal Argentina untuk menjalani karir sepak bola profesional. Batistuta pun menyetujui untuk menjalani karir sepak bolanya di Italia bersama Fiorentina. Ia semakin yakin untuk bergabung dengan La Viola karena Daniel Passarella pernah membela tim yang berasal dari kota Firenze ini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat