– Atap Lipat Pandan digunakan menjadi salah satu ikon desain rest area di proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tepatnya di jalan Tol Pekanbaru Dumai (Permai).
Desain rest area di salah satu proyek JTTS itu direncanakan akan menonjolkan budaya Riau yang berupa Atap Lipat Pandan dan ornamen atap selembayung.
Penggunaan desain bernuansa Riau tersebut akan diaplikasikan di 10 rest area sepanjang Jalan Tol Pekanbaru Dumai (Permai).
Baca Juga: Pengurus DPD PKPS Kota Solok Dilantik, Ini Pesan Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar
Adapun, dengan rincian 5 rest area terletak di arah Pekanbaru menuju Dumai dan 5 lainnya di arah sebaliknya.
Tipe Atap Lipat Pandan digunakan dalam rangka melestarikan dan memperkenalkan budaya Riau kepada pengunjung rest area yang berkaitan maupun kepada pengguna jalan tol yang melintas.
Atap Lipat Pandan merupakan salah satu jenis atap rumah adat khas kepulauan Riau.
Baca Juga: Pemilu 2024: Informasi Tanpa Hoax yang Perlu Kamu Ketahui
Selain Atap Lipat Pandan, kepulauan Riau memiliki 9 jenis rumah adat , misalnya rumah adat kepulauan Riau Sekasi Jatuh Kembar, Atap Limas, Lontiok Melayu Majo, Belah Bubung, Ampar Labu, Atap Lipat Pandan, Lipat Kajang, Perabung Panjang, dan Perabung Melintang.
Salah satu ciri khas Atap Lipat Pandan adalah bentuk atap rumah yang cukup curam jika dibandingkan dengan jenis-jenis rumah adat Riau lainnya.
Rumah dengan atap tipe Atap Lipat Pandan direkomendasikan untuk menggunakan struktur sedang dalam pembangunannya.
Baca Juga: 3 Jembatan Raksasa di Sumatera, Nomor 1 Proyek Mangkrak Sepanjang Masa Sejak Zaman Soekarno
Biasanya, rumah dengan tipe atap Atap Lipat memakai dua gonjong, sedangkan rumah dengan lanjar tiga disebut balah bubuang (Belah Bubung) dan rumah dengan lanjar 4 disebut gajah maharam (gajah terbenam).
Atap Lipat Pandan merupakan jenis atap khas melayu dengan ciri khasnya yang curam, sedangkan jenis atap yang mendatar atau landai disebut Atap Lipat Kajang.