- Kasus kekerasan di Indonesia masih tergolong tinggi. Bahkan setiap tahun angkanya selalu meningkat sejak tahun 2017.
Dari 38 Provinsi di Indonesia, ternyata ada 10 besar provinsi dengan kasus kekerasan terbanyak sepanjang tahun 2023.
Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), ada 19.593 kasus kekerasan yang tercatat selama periode 1 Januari hingga 27 September 2023.
Baca Juga: 3 Produsen Mobil Teknologi Listrik Paling Laris Di Dunia, Terbesar Ada di Tiongkok
Dari jumlah keseluruhan korban di atas, sebanyak 17.347 adalah perempuan, dan 3.987 berjenis kelamin laki-laki. Angka tersebut juga diperkirakan akan terus bertambah hingga akhir tahun ini.
Lalu, jika dilihat dari Provinsinya, ada 10 Provinsi yang melaporkan kasus kekerasan terbanyak tahun 2023 berdasarkan klasifikasi data dari DataBox.
Berikut ini deretan provinsi dengan jumlah kasus kekerasan terbanyak di Indonesia per 20 Juni 2023:
Baca Juga: Pecah Rekor! Xiaomi Sukses Menjual 1,44 Juta Unit Xiaomi 14 Hanya dalam 10 Hari!
1. Kepulauan Riau (1.154 kasus kekerasan)
2. Jawa Barat (815 kasus kekerasan)
3. DKI Jakarta (781 kasus kekerasan)
4. Papua Barat (586 kasus kekerasan)
5. Sulawesi Tenggara (577 kasus kekerasan)
6. Bengkulu (573 kasus kekerasan)
7. Sumatra Selatan (492 kasus kekerasan)
8. Banten (489 kasus kekerasan)
9. Aceh (468 kasus kekerasan)
10. Kalimantan Timur (465 kasus kekerasan)
Dari data di atas dapat dilihat bahwa Kepulauan Riau merupakan Provinsi dengan kasus kekerasan terbanyak tahun 2023, dengan total 1.517 kasus.
Jumlah tersebut sejauh ini melambung paling tinggi apabila dibandingkan dengan provinsi di urutan kedua, yakni Jawa Barat dengan total 815 kasus.
Baca Juga: Cocok untuk Liburan Akhir Tahun, Bhumi Arya Gunungkidul Jadi Pilihan Destinasi Wisata Menarik
Kasus kekerasan di Kepulauan Riau memang sudah tinggi sejak beberapa tahun terakhir, terutama kekerasan yang menimpa perempuan dan anak-anak.
Adapun sejauh ini korban kekerasan di Indonesia didominasi oleh kelompok umur 12-17 tahun. Yakni mencapai 7.451 korban atau sekitar 38% dari total korban kekerasan pada periode ini.