- Kondisi titik pengungsian yang dipetakan militer Israel buat warga Gaza, yakni di daerah Rafah, Gaza Selatan, sangat padat.
Dalam laporan yang dirilis mitra Kantor Kemanusiaan PBB di sana, kondisi pengungsian warga Gaza di Rafah itu kekurangan banyak sumber daya.
"Ribuan orang menunggu berjam-jam dalam kerumunan besar di sekitar pusat-pusat distribusi bantuan karena mereka sangat membutuhkan makanan, air, tempat tinggal, kesehatan, dan perlindungan,” tulis PBB, seperti diberitakan Al Jazeera, dilansir Jumat, 8 Desember 2023.
“Ada kekhawatiran akan adanya gangguan hukum dan ketertiban dalam kondisi seperti ini," lanjut pernyataan tersebut.
Laporan PBB itu juga mengatakan bahwa kondisi pengungsian di Rafah tersebut penuh sesak serta kurangnya toilet dan layanan sanitasi.
Parahnya, kondisi tersebut memaksa setiap orang di pengungsian untuk melakukan buang air besar di tempat terbuka.
Baca Juga: Keras! Jubir TKN Yadi Surya Diputra: Gibran Siap Meladeni Tantangan Debat Cawapres
Disebutkan juga jika penduduk Gaza tidak memiliki akses yang memadai pada air untuk minum dan keperluan rumah tangga.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar tentang penyakit yang ditularkan melalui air karena konsumsi air dari sumber yang tidak aman.
Sebelumnya, Reporter Al Jazeera Hani Mahmoud yang melaporkan langsung dari pengungsian itu, mengatakan jika kondisi di sana amat meprihatinkan.
Baca Juga: Andre Rosiade: Sabtu, Prabowo Datang ke Sumbar, Kunjungi Gunung Marapi dan Pasar Raya Padang
“Lebih dari 1,5 juta orang telah berdesakan di dalam kantung tanah yang sangat padat penduduk ini,” tulis Hani.
Lebih parah lagi, militer Israel ternyata juga masih memborbardir tempat pengungsian bagi warga Gaza yang mereka tentukan sendiri tersebut.