- Menjelang akhir tahun 2023, beberapa bagian pembangunan di Jalan tol Trans Sumatera (JTTS), khususnya di wilayah Sumatera Barat hingga saat ini belum selesai.
Tentu saja, masyarakat Minangkabau sangat antusias dan ingin sekali menikmati dan melintasi jalan tol yang menjadi bagian dari mega proyek penting di Era pemerintahan Presiden Jokowi.
Namun, permasalahan utama yang menjadi momok mengapa sampai dengan saat ini belum ada perkembangan, maupun rencana kapan jalan tol tersebut akan selesai dan sudah bisa dilewati oleh pengendara.
Baca Juga: Resmi Gabung Goto, Tiktok Kini Kendalikan Tokopedia dengan Kucuran Investasi Senilai Rp23 Triliun
Mungkin jawaban tersebut tidak terletak pada pekerja yang bertugas, melainkan terhadap pihak yang bertanggung jawab dalam proyek pembangunan tersebut yakni, PT. Hutama Karya.
Salah satu yang menjadi sorotan utama kali ini adalah pembangunan Jalan tol Padang - Sicincin yang sampai dengan saat ini belum ada hasil akan penyelesaian tersebut.
Permasalahan saat ini adalah, pembebasan lahan yang sulit diwujudkan mengingat beberapa dari masyarakat setempat khawatir jika pembangunan tersebut akan mempengaruhi kehidupan mereka setelahnya.
Baca Juga: Hore! Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi di IKN Dikebut, Sudah Hampir Penuh Diisi Air
Untuk itu, Pemerintah dan pihak yang terkait dalam pembangunan dari JTTS, sangat optimis jika Jalan tol ini akan segera rampung setidaknya pertengahan 2024 mendatang.
Saat ini, pekerjaan struktur yang telah selesai diantara adalah 5 jembatan under bridge, 2 jembatan sungai, 12 perlintasan box traffic, dan 2 perlintasan box pedestrian.
Adapun total panjang secara keseluruhan dari jalan tol, yang merupakan bagian dari seksi Jalur tol Padang - Pekanbaru adalah sekitar 36,6 kilometer.
Baca Juga: Sukses Kalahkan Chelsea, Everton Mulai Naik Satu Tingkat dari Zona Degradasi
Pekerjaan dalam pembangunan jalan tol Padang - Sicincin, dilanjutkan dengan berbagai strategi, yaitu mengupayakan metode kerja yang efektif, efisien dan penggunaan digitalisasi konstruksi.
Mulai dari desain yang menggunakan Building Information Modelling (BIM) dan Light Detection and Ranging (LIDAR), hingga pengerjaan tanah dengan menggunakan teknologi mutakhir, yaitu Kolom Grout Modular (KGM).