- Sejak tahun 2011, Provinsi Maluku telah menjadi saksi pembangunan megah Jembatan Merah Putih, proyek terpanjang di wilayah timur Indonesia dengan alokasi dana mencapai Rp779,2 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga: Pemko Pariaman Gelar Bazar Bahan Pangan Pokok dan Hasil Pertanian
Proyek ini, yang diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2016, tidak hanya menjadi infrastruktur unggulan di Maluku tetapi juga lambang persatuan bagi warga Kota Ambon.
Jembatan Merah Putih, dengan panjang mencapai 1.440 meter, melintasi Teluk Dalam Pulau Ambon, menghubungkan Desa Rumah Tiga di Kecamatan Teluk Ambon di sisi utara dan Desa Hative Kecil di Kecamatan Sirimau di sisi selatan.
Sebagai simbol penyelesaian konflik antarwarga beragama Islam dan non-Islam di Kota Ambon, jembatan ini telah mengubah pemandangan transportasi di daerah tersebut.
Sebelumnya dikenal sebagai Jembatan Galala Poka, nama Jembatan Merah Putih diambil sebagai manifestasi persatuan dan sejarah Maluku sebagai provinsi pertama di Indonesia.
Keberadaannya juga mempercepat konektivitas antara Bandara Pattimura di Jazirah Leihitu, Maluku Tengah, dengan pusat Kota Ambon di Jazirah Leitimur.
Sebelum adanya jembatan ini, perjalanan sekitar 35 kilometer dari Bandara Internasional Pattimura ke Kota Ambon memerlukan waktu sekitar 60 menit melalui Teluk Ambon.
Alternatifnya adalah kapal penyeberangan antara Desa Rumah Tiga dan Galala, yang memakan waktu sekitar 20 menit, belum termasuk waktu antre.
Dengan Jembatan Merah Putih, waktu tempuh menuju Bandara Internasional Pattimura berkurang drastis menjadi hanya 25 menit saja.
Lokasinya yang strategis di Kota Ambon menjadikannya sarana vital yang menghubungkan berbagai wilayah di sekitarnya, memberikan dampak positif pada mobilitas, pertumbuhan ekonomi, dan sektor pariwisata di Provinsi Maluku.