- Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), membanggakan salah satu ikonnya yang unik dan menakjubkan, yaitu Jembatan Petuk.
Menonjol dengan keunikan dan keistimewaannya, jembatan ini bukan hanya sebagai struktur fungsional, tetapi juga sebuah karya seni yang memadukan budaya lokal dengan modernitas.
Baca Juga: Jadi Perdebatan Panas, Ahmad Sahroni Komentari Penambahan Suara Secara Masif ke Salah Satu Parpol
Pertama-tama, Jembatan Petuk memegang predikat sebagai jembatan terpanjang di seluruh NTT, membentang sepanjang 337 meter.
Merupakan jalur vital yang menghubungkan Kecamatan Maulafa dengan Pelabuhan Tenau Kupang, jembatan ini menjembatani akses lalu lintas antar Kota Kupang dan sejumlah kabupaten di dataran Timor Barat, memberikan kelancaran dan efisiensi perjalanan.
Teknologi precast prestressed girder yang mendukung Jembatan Petuk menjadi keunggulan kedua.
Baca Juga: Jokowi Janji Bangun Stadion Skala Internasional di Makassar Tahun Ini, Kapan Dimulai?
Didukung oleh lima pilar kokoh, dengan ketinggian mencapai 25 hingga 35 meter, jembatan ini menjadi perpaduan harmonis antara konstruksi modern dan kestabilan struktural.
Selain menjadi keajaiban teknik, Jembatan Petuk juga menjadi kanvas seni yang menampilkan kekayaan budaya NTT.
Ornamen-ornamen yang menghiasi jembatan ini adalah cerminan dari keindahan seni dan warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat NTT.
Jembatan ini juga tak hanya menjadi infrastruktur, melainkan destinasi wisata baru di Kota Kupang.
Masyarakat setempat dan wisatawan membanjiri Jembatan Petuk untuk menikmati pemandangan spektakuler sekitarnya dan merasakan kehangatan budaya NTT yang tercermin dari ornamen-ornamen yang menghiasi jembatan.
Dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sejak tahun 2015 dan selesai pada 2017, Jembatan Petuk mewakili komitmen pemerintah dalam menghadirkan infrastruktur yang tidak hanya fungsional tetapi juga indah.