bdadinfo.com

Gebernur Sumbar Geram Bersuara Lantang! Reaktivasi Jalur Kereta Api di Sumatera Barat Sepertinya Manis di Teori, Namun Sulit Dieksekusi - News

Banyak jalur kereta api di Sumatera Barat yang sudah beralih fungsi. Tak sedikit warga yang bangun rumah dan ruko di jalan kereta api.

- Sejak zaman penjajahan Jalur kereta api Padang Panjang–Sawahlunto adalah jalur kereta api yang menghubungkan Stasiun Padang Panjang dan Stasiun Sawahlunto; termasuk dalam Divisi Regional II Sumatera Barat sudah ada.

Secara administratif, jalur ini berada di wilayah Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Solok, dan Sawahlunto, Sumatera Barat.

Sebagian jalur ini merupakan lintas pegunungan dan memiliki gradien terekstrim pada segmen Padang Panjang–Batu Tabal yaitu 70 permil sehingga lokomotif biasa tidak mampu menanjak pada jalur ini maka itu digunakan rel gigi dan lokomotif khusus untuk jalur ini.

Baca Juga: Hasil Rapat Penetapan Idul Adha 1445, Pemko Padang Panjang Tetapkan Pelaksanaan Salat Iduladha di Lapangan Bancalaweh

Sejarah kereta api Sumatera Barat tak dapat dipisahkan dari ditemukannya batu bara di wilayah tersebut.

Batu bara yang paling diincar adalah batu bara Ombilin, ditemukan oleh tim eksplorasi yang dipimpin oleh W.H. van Greve pada tahun 1868.

Agar distribusi batu bara tersebut lancar, Hindia Belanda kemudian mengajukan sebuah konsesi jalur kereta api di Sumatera Barat. Maka keluarlah sebuah besluit yang dicatat dalam Staatsblad tahun 1891 No. 176.

Karena tidak adanya insinyur Belanda yang turut andil dalam pembangunan lintas ini, maka didatangkanlah insinyur dari Inggris mengingat Sumatera Barat yang memiliki kontur perbukitan yang terjal.

Untuk segmen ini, jalur Lubuk Alung–Padang Panjang selesai pada tanggal 1 Juli 1891. Dari Padang Panjang dibuatkan jalur menuju Fort de Kock (Bukittinggi) pada tanggal 1 November 1891.

Pada tanggal 1 Juli 1892, segmen Padang Panjang–Solok telah selesai dibangun. Segmen Solok–Muaro Kalaban diresmikan pada tanggal 1 Oktober 1892. Pada tanggal 1 Januari 1894, perpanjangan Muaro Kalaban menuju Sawahlunto telah selesai dibangun

Terkait, Reaktivasi jalur kereta api di Sumbar memang hal yang perlu dilakukan. Sebab, jalur itu akan mampu mengurai kemacetan, terutama saat ada libur panjang.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Mahyeldi Ansharullah menyebut Sumbar perlu pengembangan moda transportasi publik.

Di lain pihak, banyak jalur kereta api yang sudah beralih fungsi. Tak sedikit warga yang bangun rumah dan ruko di jalan kereta api.

Baca Juga: Flash Sale Mobil dan Motor Hanya Rp6 Ribu di Shopee, Dipandu Lebih dari 60 Jam Oleh Mami Louisse! Catat Waktunya Jangan Sampai Ketinggalan

Ia berpandangan, kelancaran arus distribusi orang dan barang merupakan sebuah kebutuhan, terutama bagi daerah tujuan wisata karena erat kaitannya dengan kenyamanan pengunjung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat