- Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Barat (Sumbar) Nanda Satria menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Afif Maulana pada Minggu 9 Juni 2024 lalu.
Nanda berharap segera ada titik terang kebenaran perihal kematian Afif, sehingga keluarga betul-betul mendapatkan keadilan sepenuhnya.
Ia juga mengapresiasi Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono yang menemui keluarga Afif Maulana dan para demonstran pada Rabu 26 Juni 2024 sore.
"Meskipun begitu, kami mengajak semua pihak untuk terus mengawal proses hukum, sehingga keadilan bagi para korban bisa betul-betul dipenuhi," ujar calon anggota DPRD Sumbar terpilih dari Partai NasDem tersebut.
Di samping itu, Nanda menilai, suasana duka saat ini juga menjadi momentum evaluasi bagi pelbagai pihak demi Kota Padang yang aman dan nyaman bagi penduduknya, utamanya perihal upaya preventif untuk mencegah perilaku tawuran.
"Barangkali salah satu solusi antisipasi tawuran itu memberikan sanksi kepada orang tua/ wali serta anak yang terlibat tawuran, bisa berupa pekerjaan sosial, katakanlah misalnya kerja sosial bersih-bersih kampung," katanya.
Bagi Nanda, peran utama pengawasan anak melekat pada lingkungan terdekat individu remaja dan anak-anak itu sendiri, yakni orang tua dan keluarga.
Jadi solusinya bukan dengan tindakan represif dalam memberikan efek jera ke anak-anak.
"Semoga para orang tua semakin aware, lebih mengawasi dan mengontrol para remaja untuk menjauhi tindakan-tindakan yang merugikan dirinya dan orang lain, termasuk tawuran. Selain itu juga diperlukan peran Niniak Mamak dalam membina generasi muda (anak kemenakan)," kata Nanda.
Selain itu, menurut Nanda, beban juga mesti dilekatkan ke pemerintah, yakni dalam konteks membuka ruang selebar-lebarnya untuk aktivitas positif kaum muda.
Banyak hal yang bisa dilakukan pemerintah dengan semua fasilitas yang dimiliki, sebagai tindakan preventif kegiatan negatif para pemuda dan remaja.
Misalnya, memperbanyak sarana prasarana olahraga, fasilitas berupa sanggar-sanggar seni yang mudah diakses publik.
"Sekarang kita kekurangan ruang publik dan fasilitas untuk anak-anak kita berekspresi seperti lapangan bola atau ruang terbuka untuk sekedar tempat pemuda/ masyarakat bersosialisasi," pungkasnya.
(*)