- Pada masa SMA atau setelah lulus, seringkali kita diberi pemahaman mengenai bahaya Penyakit Menular Seksual (PMS) yang hanya berfokus pada peringatan untuk tidak melakukan hubungan seksual, tanpa memberikan penjelasan yang memadai.
Ironisnya, pendekatan semacam ini tidak menjamin bahwa orang-orang akan mematuhi peringatan tersebut, malah dapat meningkatkan penyebaran mitos yang berbahaya tentang PMS.
Oleh karena itu, dalam video ini, kami mengumpulkan dan menjelaskan lima mitos seputar penyakit menular seksual yang perlu disingkirkan.
Pertama-tama, apa itu penyakit menular seksual? PMS adalah penyakit atau infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.
Namun, PMS juga dapat menular melalui cara lain, seperti penggunaan jarum suntik yang tidak steril.
Contoh beberapa PMS yang dikenal adalah HIV, gonore, klamidia, sifilis, dan kutil kelamin. Mungkin kita pernah mendengar atau melihat ilustrasi tentang penyakit-penyakit tersebut.
PMS Bisa DIlihat dari Kelaminnya
Namun, mitos pertama yang perlu kita bahas adalah anggapan bahwa seseorang dapat diketahui mengidap PMS hanya dengan melihat kelaminnya.
Baca Juga: Tips Menaikkan Massa Otot untuk Orang yang Kurus, Salah Satunya Perhatikan Asupan Protein
Hal ini salah, karena banyak PMS tidak menunjukkan gejala fisik sama sekali, seperti klamidia.
Pasangan Anda mungkin terlihat sehat, tetapi sebenarnya terinfeksi PMS. Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa Anda bebas dari PMS adalah dengan mengunjungi dokter dan melakukan tes PMS, seperti tes darah, tes urine, atau swab pada alat kelamin.
PMS Tidak Menular Melalui Seks Oral
Selanjutnya, mitos kedua yang perlu kita pecahkan adalah anggapan bahwa PMS tidak dapat menular melalui seks oral.
Hal ini jelas salah, karena PMS tetap dapat menular melalui luka atau robekan kecil di mulut atau alat kelamin.