bdadinfo.com

Pelebaran Jalan Kambang - Muaro Labuah, Harapan Masyarakat di Sumatera Barat Sejak Dulu Kala - News

Perwakilan Ninik Mamak Banda Sapuluah, Pesisir Selatan dan  Alam Surambi Sungai Pagu, Solok Selatanmenemui Gubernur Sumbar Mahyeldi  beberapa waktu lalu. (facebook.com)



- Sumatera Barat tak hanya punya kisah tersendatnya proyek Jalan Tol Sumbar-Riau, setidaknya hingga hari ini. Pelebaran Jalan Kambang - Muaro Labuah juga salah satu dari sekian banyak harapkan rakyat yang masih mangkrak.

Sedikit berbeda dari proyek Jalan Tol, harapan dan mimpi pelebaran jalan Kambang - Muara Labuah sudah dirintis sejak dulu kala, jauh sebelum Indonesia merdeka. Harapan dan rencana yang murni tumbuh dari bawah (bottom up) dari masyarakat dua kabupaten yang berbeda namun satu satu asal yakni Banda Sapuluah (Kabupaten Pesisir Selatan) dan Alam Surambi Sungai Pagu (Kabupaten Solok Selatan), Sumatera Barat.

Rencana dan realisasi pelebaran Jalan Kambang-Muaro Labuah dari jalan awal yang dibangun dan digunakan oleh nenek moyang, juga sudah sejak dulu mendapat dukungan penuh kedua Pemda, Pesisir Selatan dan Solok Selatan.

Baca Juga: Jalan Tol Padang - Pekanbaru Tak Kunjung Selesai, Jokowi Pilih Resmikan Seksi Pekanbaru - Bangkinang

Catatan News. Com, masyarakat dan kedua Pemda telah bahu membahu membangun pelebaran Jalan Kambang - Muaro Labuah.

Hingga hari ini, sudah direalisasikan dengan total sepanjang 24, 7 kilometer dari 53 km yang direncanakan. Masing-masing dari arah Kambang, Pesisir Selatan sepanjang 16,7 kilometer, dan arah Muaro Labuah sepanjang 8 km.

Pastilah sangat besar partisipasi rakyat dan anggaran yang sudah dikucurkan ke dua Pemda dalam pelaksanakan pelebaran jalan Kambang Muaro Labuah, jalan yang menjadi cita-cita bersama sejak dulu kala tersebut. Meski demikian, dari waktu ke waktu dan tahun yang silih berganti, pada kenyataan di lapangan pelebaran jalan itu tak jua tuntas.

Walau hanya tinggal selangkah lagi, harapan besar rakyat dan kedua Pemda seakan masih terbentur tembok yang tebal karena sebagaian terkait keberadaan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) .

Seperti diketahui, TNKS baru ditetapkan pada tahun 1996 oleh Menteri Kehutanan RI. Melalui SK No. 192/KptsII/1996, Menhut mengukuhkan kawasan seluas ± 1.368.000 ha sebagai kawasan TNKS.

Informasi tekini, Ketua Forum Niniak Mamak Pelebaran jalan Kambang Muaro Labuah, Jasman Rizal Dt Bandaro Bendang bersama Bahrinaldi Inyiak Majolelo (Perwakilan Niniak Mamak Alam Surambi Sungai Pagu / Kabupaten Solok Selatan) dan Dr. Syafrial N Dt. Bandaro Hitam (Perwakilan Perwakilan Niniak Mamak Banda Sapuluah / Pesisir Selatan) beserta timsejak awal Juli 2023 ini kembali menemui Gubernur Sumbar, anggota DPR dan DPD RI Dapil sumbar, anggota DPRD Sumbar, dan Dan Rem 032/WB.

"Topik bahasan adalah soal pelebaran jalan Kambang - Muaro Labuah yang sejak puluhan tahun yang lalu diperjuangkan oleh masyarakat Sumbar secara umum dan masyarakat Solok Selatan serta Pesisir Selatan secara khusus," ungkap Jasman Rizal pada akun resmi medsosnya.

 Menurut Dt Bandaro Bendang jalan Kambang - Muaro Labuah yang panjangnya 53 km, bagi dua daerah ini mempunyai sejarah yg sangat strategis, baik dipandang dari sudut sejarah, ekonomis, politis, keamanan, kebencanaan, pariwisata dan terutama faktor geniologis serta budaya.

"Warga Banda Sapuluah (mulai dari Bungo Pasang, Batang Kapeh sampai ke Aia Haji Kab. Pessel) asalnya dari Alam Surambi Sungai Pagu. Tatanan Adat Istiadat masyarakat Banda Sapuluah persis sama dengan yang ada di Alam Surambi Sungai Pagu, " ungkapnya.

"Dulunya siapapun yang jadi Datuak/Pangulu di Banda Sapuluah, dilewakan oleh Niniak Mamak dr Sungai Pagu atau langsung dikukuhkan di Sungai Pagu. Malah sampai sekarang, warga Banda Sapuluah tidak boleh buat Rumah Gadang di Banda Sapuluah sendiri, karena mereka hanya merantau ke Banda Sapuluah. Rumah Gadang mereka tetap di Sungai Pagu."

Baca Juga: Paling Ribet di Indonesia, Begini Istimewanya Jalan Tol Padang Sicincin, Kamu Tak Temukan di Mana Pun di RI

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat