- Minangkabau merupakan salah satu suku besar dan sangat terkenal di Indonesia.
Keberagaman Budayanya seperti tarian, makanan, hingga sastra menjadi keistimewaan tersendiri dalam suku Minangkabau.
Hal kebudayaan lainnya dalam suku Minangkabau yang sangat terasa adalah dominannya perempuan dalam suatu kelompok.
Baca Juga: Hasjim Ning Orang Minang Dijuluki Si Raja Mobil Indonesia, Letnan Kolonel yang Tak Direstui Keluarga
Budaya perempuan yang dominan dalam sebuah kelompok atau strata sosial bisa disebut juga sebagai Matrilineal.
Budaya Matrilineal ini juga menganggap bahwa garis keturunan sebuah keluarga mengikuti garis ibu atau perempuan.
Bahkan menurut artikel Town and Country pada tahun 2017, Suku Minangkabau masih memegang sebagai kelompok penganut Matrilineal terbesar di dunia.
Lantas, mengapa budaya Matrilineal hingga saat ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau? berikut penjelasannya:
Sejarah SIstem Matrilineal di Kebudayaan Minangkabau
Dikutip dari artikel penelitian berjudul "Nilai Filosofis Budaya Matrilineal di Minangkabau (Relevansinya Bagi Pengembangan Hak-Hak Perempuan di Indonesia)" yang ditulis oleh Iva Ariani dalam Jurnal Filsafat (Februari 2015), menjelaskan sejarah sistem matrilineal di suku Minangkabau.
Kisah ini berawal pada masa kepemimpinan Datuk Katumanggungan dan Datuak Parpatiah Nan Sabatang di Minangkabau.
Pada saat itu, panglima perang Kerajaan Majapahit, Adityawarman, berniat menyerang daerah ini karena Minangkabau tidak memiliki angkatan perang yang kuat.
Namun, Kerajaan Minangkabau terkenal sebagai daerah yang mencintai perdamaian dan berusaha menghindari konflik bersenjata.