bdadinfo.com

Jadi Bupati di Sumbar Umur 26, Profil Sutan Riska si Bangsawan Pewaris Kerajaan Koto Besar Kalahkan Petahana - News

 Jadi bupati di Sumbar umur 26, Profil Sutan Riska bangsawan pewaris Kerajaan Koto Besar kalahkan petahana (Instagram @sutanriska)

- Salah satu bupati di Sumatera Barat jadi perhatian nih.

Gimana enggak baru umur 26 tahun, Sutan Riska sudah dilantik menjadi Bupati Dharmasraya di Sumatera Barat. Sutan menjadi bupati termuda di Indonesia.

Nah Sutan Riska ini ternyata bukan orang sembarangan lho, dia adalah bangsawan keturunan Kerajaan Koto Besar di Sungai Rumbai. Nah bagaimana sih darah bangsawan Sutan Riska yang menjadi bupati di Sumbar ini, yuk simak yuk selengkapnya.

Baca Juga: Silaturahim dengan Perantau Tanjung Alam di Kota Padang, Bupati Tanah Datar Harap Tingkatkan Sinergitas

Darah bangsawan bupati di Sumbar itu bisa dilihat dari namanya. Nama Sutan Riska dilengkapi dengan gelar bangsawan yaitu Sutan Riska Tuanku Kerajaan.

Hebatnya lagi, Sutan Riska sudah muda 26 tahun, dia jadi bupati mengalahkan petahana dalam Pilkada 2015, dan dia terpilih kembali untuk periode kedua pada Pilkada 2020.

Nah darah bangsawan bupati di Sumatera Barat itu menurun dari ayahnya, Rasul Hamidi Datuak Saridano.

Baca Juga: Deretan Tempat Bulan Madu di Sumatera Utara, Nomor 3 Bisa Bertemu Orang Utan

Ayah Sutan Riska merupakan keturunan Kerajaan Koto Besar.

Jadi dalam sejarahnya, Kerajaan Koto Besar merupakan salah satu balahan sapiah, atau saudara dari garis perempuan dari Kerajaan Pagaruyung.

Pada zaman kolonial Belanda, Kerajaan Koto Besar takluk oleh kolonial dari Eropa itu dan masuk Residen Sumatera Barat pada 1905.

Baca Juga: Cari Bibit Kafilah Potensial, Bupati Tanah Datar Buka Eka Putra MTQ ke 5 Tingkat Kecamatan Lintau Buo

Praktis dalam kendali kolonial, Kerajaan Koto Besar mendukung tiap kebijakan kolonial Belanda. Kerajaan hanya sebagai simbol adat saja, kondisi ini berlanjut pada pemerintahan Orde Baru. Kerajaan Koto Besar jadi pendukung pemerintahan rezim Soeharto.

Nah era reformasi dan otonomi daerah membuka peluang bagi pewaris Kerajaan Koto Besar untuk bisa menduduki kursi di pemerintahan lokal, yang selama ini dikendalikan rezim Orde Baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat