- Sekarang ini, pemangku jabatan raja Kerajaan Sungai Pagu sedang vakum pasca wafatnya Zulkarnain Daulat Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah di tahun 2012 lalu.
Kerajaan ini merupakan Ikua Darek Kerajaan Minangkabau di Pagaruyung yang memiliki sejarah yang unik dan menarik.
Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu berdiri pada abad ke-16 di daerah Solok Selatan, yang didirikan oleh keturunan Minangkabau dari Pagaruyung. Kerajaan ini berpusat di Pasir Talang dan daerah rantaunya yaitu Bandar Sepuluh, membentang dari Surian hingga rantau XII Koto (Sangir).
Baca Juga: Cara Mudah Bikin Kalender Agustus 2023 dengan Do It Yourself Bisa untuk Hadiah Menarik
Dulu, wilayah ini dikenal dengan nama Kualo Banda Lakun, yang ditempati oleh dua keluarga leluhur, Inyiek Samiek, Inyiek Samilu Aie, dan dubalang Inyiek Sikok Marajolelo, berasal dari Jambi dan Palembang, tepatnya Tebo dan Sungai Musi, serta salah seorangnya dari Pasimpai.
Perbedaan mencolok kerajaan ini dengan kerajaan-kerajaan lain di Minang adalah gelar raja atau sultan yang disebut Bagindo.
Pemerintahan terdiri dari dewan Bagindo dengan 4 orang raja yang terkenal sebagai Rajo Nan Barampek (Raja yang berempat). Masing-masing raja memiliki peran dan istana sendiri-sendiri.
Rajo Nan Barampek tersebut meliputi Daulat Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar (Rajo Daulat/Rajo Alam) yang memiliki peran utama dalam menjalankan pemerintahan.
Selain itu, ada Tuanku Rajo Bagindo yang mengurusi masalah adat, tambo, dan ekonomi, Tuanku Rajo Malenggang yang mengurusi masalah pajak, dan Tuanku Rajo Batuah yang mengurusi masalah agama dan pertambangan.
Dalam buku Alam Surambi Sungai Pagu dan buku Harian Puti Lelo Jati Bundo Kanduang Daulat Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah dijelaskan bahwa keempat raja ini memiliki kewenangan yang berbeda.
Daulat Yang Dipertuan Bagindo Sultan Besar Tuanku Rajo Disambah (Rajo Daulat/Rajo Alam) memegang peranan utama dalam pemerintahan. Tuanku Rajo Bagindo menguasai masalah adat, ekonomi, dan Tambo Alam.
Sementara Tuanku Rajo Malenggang mengurusi Bea Cukai/Pajak di Banda nan Sapuluah dan menjaga kaum Palimo.
Di sisi lain, Tuanku Rajo Batuah menjadi pengurus ibadah, menjaga, dan mencari tambang sampai Sungai Abu dan Palangki.