- Minangkabau selain dikenal dengan alamnya yang indah, juga menghadirkan tradisi unik yang memikat hati dan mempertegas identitas budaya lokal.
Salah satu tradisi yang menghiasi bumi Minang dengan warna-warni eksotis adalah Tradisi Tabuik.
Merupakan tradisi masyarakat Pariaman, Tabuik adalah bentuk penghormatan terhadap cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein, yang diperingati pada tanggal 10 Muharram.
Baca Juga: Sebagai Ritual Pendewasaan Diri, Mari Mengenal Tradisi Hombo Batu di Suku Nias
Tradisi Tabuik, yang masih lestari hingga saat ini, mengajak masyarakat untuk merenungkan nilai-nilai spiritual dan sejarah.
Dipercayai bahwa Tabuik diawali sebagai bentuk ekspresi dukacita atas penderitaan Hasan dan Husein, yang mengajarkan kesabaran dan pengabdian.
Seiring berjalannya waktu, Tabuik berkembang menjadi perayaan yang memadukan aspek agama, budaya, dan sosial.
Puncak perayaan Tabuik di Pariaman menjadi sorotan utama. Masyarakat dari seluruh penjuru Sumatera Barat bahkan dari luar daerah akan datang untuk menghadiri dan mengikuti tradisi ini.
Pada hari perayaan, tabuik yang merupakan replika makam Hasan dan Husein dibawa dalam prosesi yang meriah.
Tabuik ini memiliki ukuran yang besar dan dihias dengan ornamen-ornamen yang indah.
Momen perayaan Tabuik menghadirkan kemeriahan dengan atraksi kesenian, musik, dan tarian tradisional yang mencerminkan semangat kebersamaan masyarakat Minangkabau.
Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga kesempatan untuk memelihara dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi mendatang.