bdadinfo.com

Rahasia Reede Pulau Pisang, Jejak Pelabuhan Abad Lampau - News

Pulau Pisang Kecil (Indonesia Kaya)

Pada era VOC yang dimulai sejak 1644 hingga 1824, Kota Padang mengukir sejarah sebagai pusat perdagangan yang tak tergoyahkan di pantai barat Sumatera.

Kendati tampak seperti benteng yang teguh, Kota Padang sebenarnya lebih mirip post perdagangan daripada pusat administratif.

Dibangun dengan gudang-gudang untuk mengumpulkan komoditi, keberadaannya tak bisa diabaikan dalam jalur perdagangan yang menghubungkan Eropa dan Asia.

Baca Juga: Pantes! Tol Tertua di Pulau Sumatera Sudah Mulai Beroperasi Sejak 1986, Medan Lebih Makmur daripada Padang?

Mengintip lebih dekat, kita akan menemukan Kota Padang pada masa itu lebih berperan sebagai benteng pengaman gudang-gudang dan pusat perdagangan, daripada memiliki pemerintahan yang eksis.

Dengan garnisun yang di bawah komando militer, upaya lebih fokus pada menjaga keamanan gudang dan wilayah perdagangan, daripada mengembangkan teritori.

Salah satu ciri khas perdagangan di pantai barat Sumatera adalah perdagangan laut yang makmur.

Baca Juga: Gubernur Riau Dinilai Tak Becus Tangani Permasalahan di Provinsinya, BEM Unri Ancam Lakukan Tindakan Agresif

Pelabuhan seperti Muara Padang, Pisang Gadang, Bandar X, Pariaman, Tiku, dan Air Bangis adalah pusat-pusat kegiatan perdagangan yang penting.

Pelabuhan-pelabuhan ini menjadi pintu gerbang bagi komoditi yang akan diekspor ke Eropa dan diimpor dari berbagai tempat.

Namun, perhatian khusus harus diberikan pada pelabuhan-pelabuhan utama.

Baca Juga: Rumah Makan Padang Paling Terbanyak Cabangnya hingga Pelosok Negeri, Nomor 3 RM dari Tanah Datar Juaranya

Pelabuhan Muaro yang terletak di Muaro Batang Arau menjadi titik penting, namun hanya dapat menampung kapal dengan tonase kurang dari 20 ton.

Inilah yang membuatnya menjadi pelabuhan yang paling ramai dikunjungi karena aksesibilitasnya yang lebih baik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat