bdadinfo.com

Di Prancis dan Indonesia, Danone Selalu Bikin Masalah - News

Ilustrasi sumber mata air. (Pixabay/Camera-man)

- Hari-hari ini, nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone, terus bikin geger.

Danone, dan banyak perusahaan multinasional lainnya, dikecam di seluruh dunia karena aktif mendukung rezim apartheid Israel yang hingga hari ini terus melakukan genosida terhadap penduduk sipil Palestina di Jalur Gaza.

Akibatnya, citra global Danone rusak, tapi di Prancis sendiri citra Danone juga tak kalah buruknya karena dituding menjadi dalang utama perusak ekosistem lingkungan.

Baca Juga: Inilah Bandara Pertama di Indonesia yang Dibangun Zaman Belanda Tahun 1934, Sekarang jadi…

Di Prancis, Danone saat ini dituding sebagai penyebab krisis air yang mengguncang kawasan Auvergne, Prancis tengah.

Masyarakat lokal marah karena gara-gara Danone, mereka terpaksa menghadapi pembatasan penggunaan air untuk kebutuhan usaha dan kebutuhan sehari-hari.

"Sejak grup Danone mengambil alih perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) Société des Eaux de Volvic pada 1993 lalu, penyedotan air tanah telah meningkat empat kali lipat," kata Edouard de Féligonde, pemilik peternakan ikan setempat (Euronews, 15/6).

Baca Juga: Banyak Ruas JTTS Dicoret dari PSN, Proyek Jalan Tol di Riau Ini Justru Jadi Prioritas Pemerintah Pusat

"Bukan kekeringan biasa yang kami hadapi, tapi kekeringan yang berpengaruh hingga ke sumber daya untuk usaha ini," katanya.

Selama ini, Edouard de Féligonde merasa bangga memiliki peternakan Ikan Saint-Genest l'Enfant, yang dibangun oleh leluhurnya pada abad ke-17 di jantung Auvergne. Namun, kebanggaannya itu kini berubah menjadi kepahitan.

"Peternakan ikan Saint-Genest l'Enfant adalah yang tertua di Eropa dan satu-satunya yang diakui sebagai monumen bersejarah. Namun, peternakan ikan ini sekarang benar-benar kering," keluh Edouard de Féligonde, sambil memimpin jurnalis berkeliling di propertinya.

Menurutnya, aliran sungai ke peternakan ikan yang dulu mengalir lancar, kini nyaris mengering, dan kolam-kolam ikan kosong, kecuali beberapa yang diisi dengan air stagnan untuk mencegah erosi dasar kolam.

Dikatakannya, bisnisnya kian terpuruk sejak Danone dan anak perusahaannya, Société des Eaux de Volvic, yang sumber penyedotan mata airnya berdekatan dengan propertinya, telah menyebabkan susutnya air tanah.

Tak pelak, krisis air ini telah mendorong Edouard de Féligonde memulai perjuangan hukum melawan Danone dan otoritas publik yang mengeluarkan izin penyedotan air tanah di kawasan tersebut.

Sejauh ini, Danone membantah bahwa operasi bisnis AMDK mereka telah mengurangi debit air tanah di sana.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat