bdadinfo.com

Warisan Leluhur! Syarat Wajib Perempuan NTT, Belum Boleh Menikah Jika Belum Bisa Membuat Kain Tenun - News

Ilustrasi - Tenun Warisan Leluhur NTT

- Perempuan Nusa Tenggara Timur belum boleh menikah jika belum bisa membuat kain tenun, aturan ini dinyatakan oleh Founder IFFT sekaligus Desainer Kain Tenun, Jumarni Fare.

Ini dilakukan dengan tujuan untuk melestarikan wastra Indonesia dan sebagai kesenian. Kalau di NTT jika ingin menikah harus punya skill menenun baru diizinkan menikah.

Dilansir dari berbagai sumber, pada 1 Juli 2024, "Seorang gadis di NTT harus lebih dulu menyelesaikan satu kain tenun, kemudian baru diizinkan menikah," ucap Jumarni dalam acada Talkshow Indonesia Flobamorata Fashion In Town (IFFT) di Pasar Pagi, Mangga Dua, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Nissan Pamerkan Model Serena C28 E-Power di Pameran Otomotif GIIAS 2024, Senggol Zenix Hybrid

Menurutnya, aturan ini dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan produksi massal dalam tenun, karena minatnya semakin tinggi di dalam maupun luar negeri.

Harapan untuk kedepannya semakin meningkatkan awarness terkait keindahan dan keunikan kain tenun, sehingga akan semakin banyak juga membuka lapangan kerja baru.

"Kalau dulu itu, sebelum tahun 1990-an tenun hanya dipakai dan dibuat para ibu-ibu NTT ketika suami atau anak laki-lakinya beternak dan bertani, namun sekarang kain tenun sudah menjadi semakin banyak dilirik dan digunakan para desainer," jelasnya.

Baca Juga: Balapan Utama MotoGP Belanda 2024: Ducati Lenovo Team Sukses Tempatkan Kedua Pembalapnya di Podium

Faktanya, syarat pernikahan unik di NTT dibenarkan oleh Maria (27), seorang pengrajin kain tenun sejak berusia 15 tahun bercerita kalau tradisi menenun sudah menjadi keseharian masyarakat setempat di Timor Tengah Selatan, NTT.

Menurut Maria, aktivitas menenun di NTT sudah masuk dan diajarkan kepada murid di sekolah formal, sehingga membuat kain tenun secara otomatis tidak lagi sesuatu yang sulit dan berat untuk dilakukan.

"Sebelum menikah dan sebelum berumah tangga harus membuat kain tenun terlebih dahulu dan kita senang punya tradisi yang turun menurun. Karena juga sudah mulai diajarkan tenun sejak usia 15 atau 18 tahun," kata Maria.

Baca Juga: Biar Tidak Mudah Bingung Saat Meminum, Inilah Perbedaan Penting Antara Air Mineral dengan Air Minum

Jadi untuk menyelesaikan tenun yang pendek diperlukan waktu satu bulan, namun kalau panjangnya sampai dua meter kurang lebih memakan waktu 2 bulan.

IFFT 2024 ini merupakan acara yang memperkenalkan tenun NTT dan wastra kepada seluruh masyarakat Indonesia, lebih khususnya kepada generasi muda agar bisa meneruskan budaya Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat