- Memasuki bulan Paskah atau Pekan Suci, masyarakat Katolik di Larantuka, Flores Timur memiliki sebuah tradisi turun temurun.
Kirab Budaya Semana Santa diadakan untuk merayakan entitas adikodrati dalam upacara keagamaan khususnya bagi masyarakat Katolik di Nusa Tenggara Timur ini.
Semana Santa Larantuka merupakan sebuah tradisi religi yang menjadi bukti konkret bahwa Indonesia merupakan sebuah bangsa yang multikultural.
Sebuah produk kekayaan ini juga berhasil menjadi momentum bangkitnya sektor pariwisata Flores Timur.
Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka.
Tradisi agama Katolik ini mendapatkan tempat di hati para peminat wisata religi dari penjuru dunia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Memerintahkan Revisi Desain Istana Wakil Presiden di Ibukota Nusantara
Konsistensi dan corak budaya yang kuat ini berhasil menjadi daya tarik tersendiri bagi para peziarah dan wisatawan.
Kirab budaya ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada leluhur.
Tradisi ini juga mampu menjadi momentum baik dengan mempersatukan berbagai agama, golongan, dan suku adat yang ada di Larantuka.
Baca Juga: Rusia Gelar Pemilu 2024, Berikut Nama Capres yang akan Jadi Lawan Vladimir Putin
Dukungan secara kolektif dari masyarakat non-Nasrani menunjukkan bahwa kebudayaan ini adalah milik bersama.
Dalam tradisi ini, ada sebuah makna religi yang terkandung di dalamnya.
Sebagaimana yang selalu ditampilkan, arak-arakan patung Tuan Ana (Yesus) sebagai inti dan pusat dari ritual serta menempatkan Tuan Ma (Bunda Maria) sebagai ibu yang berduka ketika menyaksikan penderitaan sang anak.