- Meski dipandang positif sebagai bentuk kemajuan dan pemerataan pembangunan, proyek strategis nasional acapkali menuai berbagai kendala.
Kendala-kendala tersebut seringkali membuat selesainya pembangunan proyek infrastruktur ini molor atau memakan waktu terlalu lama.
Begitu juga dengan pembangunan bendungan di Kalimantan Timur ini yang terhitung telah melewati masa 17 tahun sejak pertama kali dibangun.
Baca Juga: Polda Sumbar Ungkap Kasus Oknum Karyawan BNI Solok Gelapkan Uang Nasabah Rp9 Miliar
Proyek tersebut adalah Bendungan Marangkayu yang terletak di Desa Sebuntal Kecamatan Marangkayu Kutai Kartanegara.
Bendungan Marangkayu pertama kali dibangun sejak tahun 2007 silam dan belum bisa dinikmati hasilnya sampai dengan saat ini.
Bendungan Marangkayu direncanakan akan memiliki kapasitas tampung mencapai 12,37 juta meter kubik dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan air.
Bendungan ini menjadi sumber irigasi lahan pertanian warga sekaligus sebagai sumber air baku bagi masyarakat.
Nantinya Bendungan Marangkayu dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan irigasi dengan luas 1.500 hektar.
Sumber air baku yang ditawarkan mencapai 450 liter/detik serta berpotensi sebagai pengendali banjir dan objek pariwisata.
Bendungan Marangkayu dibangun dengan kucuran dana APBN senilai Rp63,03 miliar.
Pembangunan bendungan sebelumnya di bawah wewenang Pemerintah Provinsi Kaltim yang kemudian diambil alih oleh Balai Wilayah Sungai Kalimantan IV Samarinda.