- Jalan Tol Trans Sumatera atau JTTS di Pulau Sumatera, banyak sekali orang yang menentang kebijakan ini, dan tidak sedikit pula yang meragukan pembangunan tersebut bermanfaat.
Sejak dimulainya pembangunan pada tahun 2015, Presiden Jokowi tak Henti-hentinya mendapat kritikan hingga cibiran.
Beberapa kritikan itu diantaranya mengatakan bahwa Pulau Sumatera belum layak dibuatkan jalan tol karena volume lalu lintasnya tidak sepadat pulau Jawa.
Namun, tahun demi tahun pembangunan jalan tol di Pulau Sumatera semakin banyak dilakukan dan terwujud nyata.
Hingga konektivitas antar wilayah di Sumatera kian terjadi dan waktu tempuh pun menjadi jauh lebih singkat.
Bahkan, Dalam rentang waktu dua pekan, dari 18 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024, tercatat lebih dari 1.500.000 kendaraan melintasi JTTS.
Angka tersebut mengalami peningkatan hingga 38% jika dibandingkan volume lalu lintas (VLL) normal dan 52% jika dibandingkan Nataru tahun 2022/2023.
Selama periode libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024, pelaksanaan penanganan operasional di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) berlangsung dengan sukses dan aman.
Dalam waktu 2 pekan, mulai dari 18 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024, Hutama Karya mencatat lebih dari 1.500.000 kendaraan melintasi JTTS.
Menandai peningkatan hingga 38% dibandingkan dengan Volume Lalu Lintas (VLL) normal, serta 52% dibandingkan dengan Nataru tahun 2022/2023..
Jumlah tersebut mencakup total panjang Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) dari 9 ruas yang beroperasi penuh, seperti Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka).
Tol Palembang – Indralaya (Palindra), Tol Indralaya – Prabumulih (Inpra), Tol Bengkulu – Taba Penanjung (Bengtaba), Tol Pekanbaru – Dumai (Permai), Tol Pekanbaru – Bangkinang (Pekbang).