bdadinfo.com

Diam-Diam Sumatera Utara Punya Proyek Bandara Super Megah Seperti Changi Singapura Keruk Biaya Rp5,9 Triliun di Daerah Terpencil - News

terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia (setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Internasional Kertajati-Majalengka).

- Bandar Udara Internasional Kualanamu (Inggris: Kualanamu International Airport) (IATA: KNO, ICAO: WIMM), sering salah eja sebagai 'Kuala Namu.

Dan disingkat secara resmi KNIA adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang melayani wilayah Mebidangro serta menjadi bandar udara pusat Provinsi Sumatera Utara.

Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur dari pusat kota Medan. Bandara ini adalah bandara terbesar ketiga di Indonesia (setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandar Udara Internasional Kertajati-Majalengka).

Baca Juga: Sempat Gagal Gara-gara Megawati Ngamuk! Bali Diam-diam akan Trabas Lahan Seluas 600 Ha Demi Bandara Baru Super Megah Mengudara Kembali

Lokasi bandara ini merupakan bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di desa Pasar Enam Kuala Namu, kecamatan Beringin, kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari MP3EI, untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia (IATA: MES, ICAO: WIMK) yang telah berusia lebih dari 85 tahun dan berada di jantung kota Medan.

Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatra dan sekitarnya.

Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum sepenuhnya selesai dikerjakan.

Baca Juga: Wow! Jalan Tol Solo - Yogyakarta - YIA Kulonprogo Bisa Pangkas Waktu Tempuh Perjalanan: Terkoneksi dengan 3 Bandara Lainnya Sekaligus 

Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992. Dalam kunjungan kerja ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota.

Persiapan pembangunan diawali pada 1 Agustus 1997, namun krisis moneter yang dimulai pada tahun yang sama kemudian memaksa rencana pembangunan ditunda.

Sejak saat itu kabar mengenai bandara ini jarang terdengar lagi, hingga kecelakaan pesawat Mandala Airlines terjadi pada 5 September 2005.

Kecelakaan ini menewaskan Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin dan juga menyebabkan beberapa warga yang tinggal di sekitar wilayah bandara tewas akibat letak bandara yang terlalu dekat dengan permukiman.

Hal ini menyebabkan munculnya kembali seruan agar bandara udara di Medan segera dipindahkan ke tempat yang lebih sesuai.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat