- Pembangunan infrastruktur menjadi tolak ukur peningkatan kemampuan daerah-daerah untuk melakukan ekspansi.
Pembangunan itu mulai dari peningkatan dan pengembangan perdagangan, transportasi, maupun dapat menjadi stimulan kemajuan daerah melalui konsep interdependensi antar wilayah.
Oleh sebab itu, pemerintah aktif melakukan perencanaan dan pengorganisasian kebijakan-kebijakan terkait dengan infrastruktur dan menjadikannya sebagai proyek strategis nasional.
Salah satunya adalah mega proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yang menjadi angin baru bagi Masyarakat Sumatera pada umumnya.
Dikutip dari laman Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) menyatakan nilai investasi yang dibutuhkan oleh JTTS adalah sekitar Rp206,4 triliun, nominal fantastis untuk suatu proyek strategis.
Pemerintah melalui KPPIP pun juga mentargetkan bahwa skema pendanaan dilakukan dengan pendanaan dari Badan Usaha Milik Negara dengan penanggung jawab adalah PT Hutama Karya (Persero).
Baca Juga: Eskalasi Konflik di Timur Tengah, Berikut Imbauan Penting untuk WNI dari Kementerian Luar Negeri RI
Bukan proyek Roro Jongrang satu malam! JTTS dirancang melalui beberapa tahapan konstruksi pada jalanan sepanjang 304 kilo meter dan akan hubungkan Aceh sampai ke Bakauheni.
Tahapan 1 terdiri dari delapan ruas yang terbagi menjadi empat ruas awal Medan-Binjai, Palembang-Indralaya, Pekanbaru-Dumai, Bakauheni-Terbanggi Besar.
Ada pula empat ruas tambahan yakni Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang-Tanjung Api dan Kisaran-Tebing Tinggi.
Tujuan besarnya adalah tahun 2024 menjadi tahun pionir operasional JTTS yang menjadi kebanggaan Masyarakat Sumatera ini.
Proyek Besar Rawan Korupsi