- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sumatera Barat khususnya di wilayah terdampak banjir bandang yaitu Kabupaten Agam dan Tanah Datar pada Rabu, 15 Mei 2024.
Modifikasi cuaca dilakukan dengan menaburkan garam jenis natrium clorida (NaCl) sebanyak 15 ton di langit Sumatera Barat.
Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah yang diprediksi oleh BMKG akan mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, terutama di kabupaten Agam dan Tanah Datar.
Diketahui telah terjadi banjir bandang di beberapa wilayah Sumatera Barat yakni Kabupaten Agam, Tanah Datar pada Minggu, 11 Mei 2024.
Tercatat telah menelan korban jiwa sebanyak 67 orang dan korban hilang sebanyak 20 orang berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Kamis, 16 Mei 2024.
Prakirawan BMKG Jeniandran menyampaikan, hari ini, Kamis, 16 Mei 2024 akan dilakukan kembali TMC yang berpusat di arah timur laut dan utara dari perbukitan Gunung Marapi.
Baca Juga: Tragis! Sumatera Barat Penuh dengan Duka dan Tangis Dilanda Bencana, Begini Kondisinya
Ia juga menjelaskan, Sumatera Barat merupakan wilayah di Indonesia yang tidak masuk ke dalam wilayah dengan zona musim.
Walaupun sudah memasuki musim kemarau, namun Sumatera Barat sangat kuat terjadi konsensi untuk terbentuknya awan hujan.
Tambahnya, di wilayah perbukitan berpotensi untuk terbentuknya awan-awan konvektif yang akan menyebabkan hujan dengan intensitas lebat.
Jeniandran juga menyampaikan, hari ini hingga beberapa hari ke depan para petugas akan berfokus kepada pencarian korban hilang akibat banjir bandang, sehingga BMKG berusaha untuk mengendalikan hujan agar tetap terpantau demi kelancaran proses pencarian.
"Kami berfokus pada pencarian korban, jadi kami fokus untuk bagaimana hujan di wilayah perbukitan maupun pegunungan Marapi sebagai gunung dari sungai-sungai yang ada di wilayah sekitarnya untuk dapat kita pantau dan dapat kita sampaikan kepada tim rescue atau SAR yang sedang mencari korban hilang," jelas Jeniandran dikutip dari tvOneNews.