- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan sigap mengerahkan alat-alat berat untuk membantu penanganan darurat bencana banjir lahar dingin yang melanda Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Bencana ini terjadi pada Sabtu, 11 Mei 2025 lalu akibat intensitas hujan yang sangat tinggi di kawasan Gunung Merapi, yang menyebabkan luapan empat sungai di bagian hilir, yakni Sungai Batang Malana, Sungai Batang Bangkahan, Sungai Batang Bengkawas, dan Sungai Batang Katiak hingga menggenangi permukiman warga.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Keterpaduan Pembangunan, Maulidya Indah Junica, menyatakan bahwa alat berat yang dikerahkan difokuskan untuk membersihkan material lumpur dan material vulkanik Gunung Merapi serta membuka jalan akses guna mengalirkan bantuan dan logistik kepada warga yang terdampak.
“Penanganan dan langkah-langkah antisipasi dilaksanakan oleh seluruh Unit Organisasi Kementerian PUPR. Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Ditjen Sumber Daya Air memobilisasi lima unit excavator standar PC 200 untuk pembersihan material lumpur dan material vulkanik Gunung Merapi. Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat, Ditjen Bina Marga juga memobilisasi delapan unit excavator untuk membersihkan material banjiran,” kata Maulidya.
Untuk memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi bagi masyarakat terdampak, Satuan Tugas Tanggap Darurat Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat telah melakukan penilaian kebutuhan sarana dan prasarana (sarpras) yang dibutuhkan.
Tim Tanggap Darurat Kementerian PUPR juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar untuk memantau kondisi terkini.
“Hasil monitoring Tim Tanggap Darurat BPPW Sumatera Barat menunjukkan antisipasi kebutuhan sarpras. BPPW Sumatera Barat terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar untuk memastikan kebutuhan/permintaan sarpras yang mungkin diperlukan,” tambah Maulidya.
Selain itu, BWS Sumatera V juga berkoordinasi dengan BPJN Sumatera Barat untuk penanganan jalan di Lembah Anai yang mengalami longsor, sehingga mengganggu lalu lintas, terutama pada jalur penghubung Kota Padang-Bukit Tinggi.
“Dari hasil koordinasi tersebut, BWS Sumatera V akan mensupport kebutuhan bronjong sekitar 1.000-1.500 unit dan satu unit alat berat,” ungkap Maulidya.
Selain itu, hasil monitoring kondisi jalan nasional di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar oleh BPJN Sumatera Barat juga menemukan kerusakan pada ruas Batas Kota Padang Panjang – Sicincin, tepatnya di KM 62+000 - KM 67+600 yang amblas. Kerusakan juga terjadi pada Jembatan Margayasa A, Jembatan Margayasa B, dan Jembatan Pincuran Batung.
“Kementerian PUPR telah memasang rambu peringatan genangan banjir dan membuat posko siaga tanggap bencana. Saat ini masih dilakukan penanganan darurat terhadap jalan yang putus/amblas/longsor,” kata Maulidya.