bdadinfo.com

Pahami tentang Puasa Tarwiyah, Ibadah selain Puasa Arafah yang Wajib Diketahui saat Menjelang Idul Adha - News

Kapan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah 2024? Catat Tanggalnya! (Ilustrasi Canva)



- Bila mengetahui Puasa Arafah, tentu merupakan ibadah puasa yang dilaksanakan beberapa hari jelang Idul Adha, sehingga menjadi hal penting bagi umat Muslim.

Ada satu jenis puasa Idul Adha, yang harus diketahui saat ini, walaupun tidak semua umat Muslim termasuk di Indonesia, mengetahui makna dan arti dari Puasa tersebut.

Puasa Tarwiyah, merupakan ibadah yang hanya dilaksanakan saat hari ke 8 Zulhijah, atau dengan kata lain hanya sehari selain ibadah Puasa Arafah dilaksanakan selama 1 hari sebelumnya.

Baca Juga: Awal yang Baik! Tuan Rumah Jerman Habisi Skotlandia 5-1 dalam Pertandingan Perdana Euro 2024

Namun, beberapa pendapat ulama seperti Ibnul Jauzi dan Asy Syaukani, mengatakan jika hadits tersebut tidaklah shahih, sebab di riwayat ada perawi pendusta.

Syaikhul Al-Albani, juga pernah mengatakan bahwa hadits tersebut lemah. Sehingga tidak ada larangan keras untuk berpuasa bagi yang sudah memahami Puasa Tawiyah.

Oleh sebab itu, bagi umat muslim tidak heran jika melaksanakan puasa pada tanggal 8 Dzulhijjah, tetapi tidak ada niat yang dikhususkan tanggal 8 Dzulhijjah.

Baca Juga: Bupati Andri Warman Lantik dan Pengambilan Sumpah PPPK Agam Formasi Tahun 2023 Tahap II

Karena hadits tersebut dianggap lemah. Tetapi bagi yang berpuasa memang tidak ada masalah, selama bisa menjalani ibadah puasa dengan sungguh-sungguh dan tulus.

Keutamaan puasa Tarwiyah, adalah dapat menghapus dosa yang diperbuat selama satu tahun, sehingga hadits tersebut sama dengan manfaat dari melaksanakan Ibadah Puasa Arafah.

Ada perbedaan penting antara Puasa Tarwiyah dan Arafah, agar tidak mudah bingung bagi yang belum pernah mendengar istilah tersebut bagi kalangan generasi saat ini.

Baca Juga: Epic Comeback, Jakarta Electric PLN Libas Pemuncak Klasemen Proliga, Peluang ke Final Four Makin Lebar

Meskipun Puasa Arafah dan Tarwiyah sama-sama dilakukan jelang Idul Adha, tetapi waktu pelaksanaan berbeda, karena Puasa Arafah dilakukan pada 9 Zulhijah, sedangkan puasa Tarwiyah dilakukan sehari sebelumnya, yaitu 8 Zulhijah.

Apabila ingin menunaikan kedua puasa tersebut, maka perlu melaksanakan puasa Tarwiyah terlebih dahulu, dan Setelah menunaikan puasa Tarwiyah, bisa dilanjutkan dengan melakukan puasa Arafah.

Untuk Tahun ini, disepakati Idul Adha jatuh pada hari Senin, 17 Juni 2024, maka puasa Tarwiyah 9 Zulhijah dilaksanakan pada Sabtu, 15 Juni 2024, kemudian puasa Arafah 9 Zulhijah 1445 Hijriah pada Minggu, 16 Juni 2024.

Keutamaan melaksanakan puasa tarwiyah, sebagai penghilang dosa, dan mendorong mustajab dosa, dan hal tersebut sudah tertulis dalam suatu riwayat dalam hadits.

Baca Juga: Bank Nagari Akan Berikan Relaksasi Bagi Debitur Terdampak Bencana Banjir Lahar Dingin dan Longsor di Sumbar

1. Penggugur Dosa Setahun

Allah SWT menjanjikan penghapusan dosa untuk umat Islam, yang menjalankan puasa di hari Arafah. Dari Abu Qatadah ra:

“Puasa hari Arafah merupakan puasa yang diharapkan, dengan puasa tersebut Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa di tahun yang lalu, dan dosa-dosa di tahun yang akan datang,” (HR. Tirmidzi).

Dalam riwayat lain dari Hadits Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda :

“Aku berharap kepada Allah SWT, supaya puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa setahun sebelum, dan setahun sesudah,”.

Baca Juga: Persiapkan Kapasitas Dalam Negeri Untuk Proyek Besar Hulu Migas Menteri ESDM dan Kepala SKK Migas Kunjungi PT Saipem Indo dan Baker Hughes

2. Harapan Terkabulnya Doa

Umat Islam yang melaksanakan puasa di hari Arafah, diwajibkan untuk berdoa karena di hari tersebut, Allah SWT menjanjikan terkabul doa bagi yang berpuasa.

Hal tersebut lantaran puasa di hari Arafah, bersamaan dengan pelaksanaan ibadah wukuf yang dilakukan para jamaah haji di Padang Arafah.

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baiknya doa pada hari Arafah. Dan sebaik-baik yang diucapkan, begitu pula oleh para Nabi sebelumku dengan ucapan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ala kulli sya’in qadiir’. Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutunya. Milik segala kerajaan, segala pujian dan Allah menguasai segala sesuatu,”.

Baca Juga: Jadi Narasumber di Universitas Taman Siswa Padang, Fadly Amran Berbagi Cerita Jadi Kepala Daerah Diusia Muda

3. Terbebas dari Api Neraka

Keutamaan lainnya yaitu, janji Allah untuk membebaskan umat Islam dari siksa api neraka, bagi menjalankan puasa arafah, bahkan Rasulullah SAW bersabda :

“Tidak ada hari, dimana Allah SWT membebaskan hamba-hamba dari api neraka lebih banyak dari hari Arafah,”.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat