bdadinfo.com

Ngerinya Gempa Bumi Akibat Sesar Sumatera di Wilayah Sumatera Barat. Ini Sejarah dari zaman Penjajahan - News

Ilustrasi gempa megathrust

- Tingkat kegempaan di wilayah Sumatera Barat, khususnya akibat aktivitas sesar Sumatera, telah terekam dalam sejarah yang tercatat.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa Sumatera Barat telah mengalami enam kali gempa bumi signifikan dan merusak.

Beberapa contohnya adalah gempa bumi Singkarak pada tahun 1926 dan 1943, gempa bumi Pasaman pada tahun 1977, serta gempa bumi Solok dan Batusangkar pada tahun 2004 dan 2007. Gempa-gempa tersebut memiliki kekuatan mencapai 6,4 dan 6,3 skala Richter.

Baca Juga: Tausyiah Muslim Dr Didi Junaedi: Zaman Berubah, Ilmu Harus Bertambah

Salah satu contoh yang menarik adalah gempa bumi Sumani pada tahun 1926. Gempa ini terjadi pada tanggal 28 Juni 1926 dengan lokasi 0,7° Lintang Selatan dan 100,6° Bujur Timur.

Getaran gempa dirasakan di Sijunjung, Muarabungo, Alahan Panjang, Danau Singkarak, dan Padang Panjang.

Gempa ini menyebabkan bagian danau singkarak amblas dan beberapa orang terluka. Kemudian, pada tanggal 9 Juni 1943, gempa bumi dengan kekuatan 7,4 skala Richter terjadi di bawah Danau Singkarak, menghasilkan pergeseran horizontal sejauh 1 meter.

Baca Juga: Jadwal SCTV Hari ini Jumat 2 Juni 2023 Lengkap Beserta Link Stream Gratis

Selanjutnya, pada tahun 1977, terjadi gempa bumi di segmen Sumpur dengan kekuatan 5,5 skala Richter.

Gempa ini terjadi pada tanggal 9 Maret 1977, dengan lokasi 0,45° Lintang Utara dan 100,0° Bujur Timur, serta berdampak signifikan di Sinurut dan Talu Padang.

Meskipun tidak ada laporan korban jiwa, gempa ini mengakibatkan kerusakan pada sejumlah bangunan, termasuk 737 rumah, 1 pasar, 7 sekolah, dan 8 masjid di Sinurut, serta 245 rumah, 3 sekolah, dan 8 masjid di Talu.

Baca Juga: Spot Wisata Bahari Kepulauan Mentawai, Bisa Belajar Gaya Hidup Suku Asli hingga Jadi Tempat Peselancar Dunia

Bangunan-bangunan kayu miring dan bergeser dari pondasinya, dan terdapat rekahan tanah dengan lebar 5-75 cm di Talu.

Dalam beberapa dekade terakhir, segmen Suliti, yang terletak di wilayah Kabupaten Solok Selatan, juga menarik perhatian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat