bdadinfo.com

Ketua Umum Perpedin Usai Ada Kontraktor Disabilitas Gak Dibayar BUMN: Seperti di Zaman Penjajahan - News

Proyek Tol Sedyatmo bikin kontraktor disabilitas merana.  (dok. YLKI)

Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Disabilitas Indonesia (Perpedin), Bambang Susilo, menyebut Nasib para kontraktor disabilitas yang tergabung dalam organisasi yang ia pimpin seperti hidup di zaman penjajahan.

Bambang Susilo menerangkan, para kontraktor disabilitas seperti hidup di zaman penjajahan karena banyak dari mereka tidak dibayar BUMN setelah ikut menjadi vendor proyek pemerintah.

Salah satu proyek pemerintah yang diikuti kontraktor disabilitas, kata Bambang Susilo, adalah Tol Sedyatmo.

Baca Juga: Wah Jalan Tol Termegah Indonesia Ada di Sumatera Barat, Punya Banyak Terowongan Super

Saat ini, kata Bambang Susilo lagi, ada anggotanya yang tidak dibayar setelah 10 tahun proyek Tol Sedyatmo itu selesai.

Yang lebih menyakitkan, kontraktor disabilitas tersebut kini harus menerima Nasib aset pribadinya disita karena tak mampu mengembalikan pinjaman uang bank yang digunakan untuk mendanai proyek BUMN tersebut.

Dalam rapat bersama DPR RI, seperti dilansir dari akun Instagram @fraksipksdprri, Rabu, 19 Juli 2023, Bambang Susilo menyebut Nasib para kontraktor disabilitas seperti di zaman penjajahan.

Baca Juga: Tiba-tiba Muncul! Eks Kombatan GAM di Aceh Ngegas ke Jokowi: Begini Katanya

“Ketika kita mengerjakan proyek negara, kita ditarget deadline, bulan sekian harus selsai, spesifikasi harus seperti ini,” buka pernyataan Bambang Susilo.

“Tapi setelah proyek itu selesai, kami tidak dibayar,” lanjutnya.

Bambang Susilo menerangkan, modal yang digunakan para kontraktor disablitas kini telah habis karena tidak dibayar oleh BUMN tersebut, bahkan hingga disita bank.

Baca Juga: Resep Kue Timphan, Kudapan Khas Aceh saat Hari Raya

Lebih miris lagi, untuk mendapatkan modal tersebut, para kontraktor disabilitas meminjam ke bank milik pemerintah alias BUMN. Kini aset mereka terancam disita bank pemerintah tersebut.

“Saat ini kami merasakan seperti hidup di jaman penjajahan. Kami mengeluarkan modal, meengaluarkan keringat, modal kita habis, sekarang aset kita itu terancam disita bank. Banknya juga bank pemerintah,” jelas Bambang Susilo.  

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat