- Proyek pembangunan jalan Tol Padang-Pekanbaru yang merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera, pembangunannya lama dan sempat mangkrak.
Proyek Tol Padang-Pekanbaru disebut-sebut sebagai proyek Jalan Tol yang paling ribet karena banyaknya polemik dan masalah pada pembebasan lahan.
Beberapa Masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) turut menolak kehadiran Jalan Tol Padang-Pekanbaru ini khususnya di kawasan Kabupaten Lima Puluh Kota, seksi Payakumbuh-Pangkalan.
Sebagai informasi, Proyek tol Padang-Pekanbaru memiliki panjang total 254 km yang terbagi menjadi 6 seksi.
Dimana seksi 1 yaitu tol Padang-sicincin, kemudian seksi 2 Tol Sicincin-Bukittinggi dan seksi 3 Bukittinggi-Payakumbuh, serta Seksi 4 Payakumbuh – Pangkalan.
Kemudian seksi 5 Pangkalan–Bangkinang dan Seksi 6 Bangkinang - Pekanbaru.
Baca Juga: Semakin Maju! Inilah 4 Gedung Pencakar Langit di Sumatera Barat
Alasan pembebasan lahan menjadi masalah utama terhambatnya pembangunan jalan tol ini, alasan masyarakat menolaknya antara lain:
1. Kerusakan Lingkungan Hidup
Alasan pertama masyarakat dan LSM menganggap dengan adanya proyek jalan Tol Padang-Pekanbaru akan merusak lingkungan hidup.
Masyarakat yang menolak yaitu beberapa masyarakat Lima Nagari di Kabupaten Lima Puluh Kota yang keberatan dengan adanya proyek Jalan Tol Padang-Pekanbaru.
Baca Juga: Pencegahan Stunting, Pemko Payakumbuh dan HBT Serahkan Bantuan di Kecamatan Latina
2. Melewati Perkampungan Padat
Warga Lima Puluh Kota juga menolak proyek Tol Padang-Pekanbaru karena akan melintasi perkampungan yang padat penduduk.