bdadinfo.com

Mengenal Sukanto Tanoto, Pengusaha Sumatera Utara Terkaya yang Membeli Mall dan Bekas Istana di Luar Negeri - News

Sukanto Tanoto, pengusaha terkaya dari Sumatera Utara (sukantotanoto.com)

- Indonesia memiliki banyak sekali pengusaha ternama yang memiliki nilai kekayaan yang tidak terduga, sampai memiliki beberapa usaha yang sudah terkenal di seluruh Indonesia maupun dunia.

Tidak hanya itu saja, pasti kita mengenal nama-nama yang melegenda seperti Bob Sadino, Chairul Tanjung, Susi Pudjiastuti, Sudono Salim, dan tidak ketinggalan pula sosok Nadiem Makarim yang saat ini menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Ternyata, lebih dari 80 persen penduduk di Indonesia yang menjalani profesi sebagai pengusaha merek ternama dengan nilai kekayaan yang melimpah didominasi oleh orang-orang keturunan Tionghoa.

Baca Juga: 10 Destinasi Wisata Indonesia yang Ditetapkan Sebagai Geopark oleh UNESCO, Tak hanya 1 yang Ada di Sumatera

Tentu tidak kaget karena pengusaha keturunan Tionghoa kebanyakan memiliki usaha yang paling dominan dan penuh menjanjikan, sehingga dapat mendominasi dan menguasai kehebatan pengusaha Lokal,

Kali ini kita akan membahas salah satu pengusaha keturunan Tionghoa yang dulunya memiliki usaha minyak kelapa sawit ternama di Sumatera Utara dan memiliki nilai kekayaan mencapai ratusan juta dollar Amerika.

Namanya Sukanto Tanoto, atau nama asli Tionghoa adalah Chén Jiānghé, seorang pengusaha terkaya di Indonesia yang memiliki nilai aset kekayaan sebesar 2,3 miliar dollar Amerika.

Baca Juga: KA Pariaman Ekspres Jadi Transportasi Alternatif Padang-Pariaman: Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Beliau saat ini menjabat sebagai pemilik dari Royal Golden Eagle (RGE), atau dulu dikenal sebagai Raja Garuda Mas, yang bergerak di bidang manufaktur berbasis sumber daya alam dan saat ini telah mempekerjakan lebih dari 60.000 tenaga kerja.

Pria kelahiran Belawan, Medan 25 Desember 1949, merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara laki-laki.

Ayahnya adalah seorang Imigran dari Kota Putian, Provinsi Fujian, Tiongkok.

Baca Juga: KA Pariaman Ekspres Jadi Transportasi Alternatif Padang-Pariaman: Ini Jadwal dan Harga Tiketnya

Sukanto Tanoto adalah lulusan dari SD Tionghoa di Belawan, dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Tionghoa di Medan, setelah itu hidupnya mulai pasang surut ketika memasuki era 1960 an dimana era itu adalah masa yang paling berat baginya.

Sukanto merasakan kenangan pahit saat terjadi tahun 1966, dimana saat itu Sukanto terpaksa berhenti melanjutkan sekolah, sebab sekolah untuk keturunan Tionghoa pada waktu itu ditutup oleh rezim Orde Baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat