- Jika menghadiri resepsi pernikahan adat Sumatera Selatan, kamu mungkin akan menyaksikan Tari Pagar Pengantin dari sang mempelai wanita.
Tari Pagar Pengantin kental dengan budaya Palembang, Sumatera Selatan, dan mengandung banyak filosofi di dalamnya.
Penasaran bagaimana sejarah Tari Pagar Pengantin di Sumatera Selatan dan makna yang terkandung di dalamnya? Berikut rangkuman informasinya.
Baca Juga: Daftar 7 Kota Paling Dingin di Sumatera, Alahan Panjang Berada di Puncak
1. Diciptakan tahun 1960
Tari Pagar Pengantin diciptakan oleh Hj. Sukainah A. Rojak, seorang penari terkenal di Sumatera Selatan pada tahun 1960.
Tarian ini tercipta atas permintaan Pemerintah Daerah Kabupaten Komering yang menginginkan tarian penyambutan yang menjadi ciri khas Sumatera Selatan.
Kini, keindahan Tari Pagar Pengantin bisa disaksikan sebagai tari pembuka dalam resepsi pernikahan adat Sumatera Selatan.
2. Mempunyai makna perpisahan
Setiap unsur dan gerakan dalam Tari Pagar Pengantin memiliki arti filosofi tersendiri.
Baca Juga: Detik-detik Mengerikan Mahasiswa UI Tewas Dibunuh Senior, Cincin Masuk Kerongkongan
Dibawakan oleh mempelai wanita, Tari Pagar Pengantin melambangkan perpisahan sang mempelai kepada orangtua, saudara, dan teman-teman setelah dipersunting mempelai pria.
Dengan tarian ini, mempelai wanita mengisyaratkan siap melepas masa lajang dan setelah tarian selesai tidak lagi diperkenankan menari di depan umum tanpa izin dari suaminya.
Selain itu, tarian ini juga mengisyaratkan rasa syukur kepada Tuhan dan permohonan restu kepada orangtua untuk membentuk keluarga baru.
3. Setiap unsurnya mengandung filosofi