bdadinfo.com

Mengenal 5 Fakta Tuanku Imam Bonjol, Pahlawan Nasional dari Sumatera Barat, Jangan Kaget Nomor 4 - News

Mengenal Tuanku Imam Bonjol (Kemendikbud.go.id)

- Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan nasional dari tanah Minangkabau, Sumatera Barat yang berperan besar dalam membela masyarakat Minang melawan penjajahan.

Kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol terlihat dari perjuangannya dalam Perang Padri yakni konflik antar orang Minang di Sumatera Barat yang berubah menjadi pertarungan melawan kolonial Belanda.

Lantas siapakah Tuanku Imam Bonjol sesungguhnya? Berikut penjelasan tentang pahlawan berdarah Minang dari Sumatera Barat ini dikutip dari berbagai sumber

Baca Juga: Ini Dia Jembatan Berumur Lebih dari 100 Tahun di Sumatera Barat: Jembatan Akar yang Unik dan Menarik

1. Keturunan alim ulama dan bangsa Arab

Tuanku Imam Bonjol memiliki nama asli Muhammad Syahab. Ia mendapatkan panggilan gelar Tuanku Imam dari Bonjol.

Ia lahir di Bonjol pada 1 Januari 1772 dari pasangan Khatib Bayanuddin dan Hamatun. Sang ayah merupakan alim ulama asal Sungai Rimbang, Suliki Lima Puluh Kota.

Baca Juga: Ferry Irawan Bebas dari Penjara Djemput Sunan Kalijaga: Yang Lalu Biarlah Berlalu

Sedangkan, sang ibu merupakan perantau bangsa Arab di Alai Ganggo Mudik. Ia pun diterima menjadi bagian dari Suku Minangkabau.

2. Pemimpin Perang Padri

Pada 1803 terjadi konflik antara laum Padri (ulama Minangkabau) dengan kaum adat yang mempersoalkan penerapan syariat Islam di masyarakat.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Hanguskan Cafe dan Laundry di Padang, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp750 Juta

Semula, Tuanku Nan Renceh merupakan salah satu pemimpin perkumpulan Hariman Nan Salapan dalam Perang Padri.

Kemudian, ia menunjuk Tuanku Imam Bonjol sebagai imam atau pemimpin bagi kaum Padri di Bonjol.

3. Berakhir di pengasingan

Baca Juga: Agam Gelar Pawai Alegoris Besok, Beberapa Titik Terdampak Pengalihan Arus Lalu Lintas

Perang Padri merupakan pertempuran antara kaum Padri dan kaum adat. Kemudian, berubah menjadi antara kaum Padri bersama kaum adat melawan kolonial Belanda yang semula mendukung kaum adat.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat