bdadinfo.com

Jangan Durhaka ! Kalau tidak mau Bernasib Seperti Cerita Rakyat Malin Kundang Asal Sumatera Barat - News

Jangan Durhaka ! Kalau tidak mau Nasibnya Seperti Cerita Rakyat Malin Kundang Asal Sumatera Barat, Cocok untuk Dongeng Si Kecil/ Padang.com

– Banyak cerita rakyat yang bisa dijadikan sebagai dongeng untuk si kecil dan bermanfaat untuk pekembangan otaknya.

Salah satunya cerita rakyat yang cukup populer di Sumatera Barat yaitu Malin Kundang. Bukan hanya sekedar cerita biasa karena di dalamnya mengandung makna dan pelajaran yang bagus untuk di ajarkan kepada anak.

Salah satunya hubungan antara anak dan ibu, berikut kisah Malin Kundang dikutip dari buku Cerita Rakyat Nusantara 34 Provinsi oleh Penerbit Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka (2017).

Baca Juga: Misteri Kerajaan Pajajaran Menghilang Bersama Prabu Siliwangi ke Alam Gaib dan Tidak Pernah Ditemukan

Kisah ini terjadi di wilayah pesisir pantai wilayah Sumatera, hiduplah seorang Ibu bernama Rubayah dan anaknya bernama Malin Kundang.Ia hanya hidup berdua dengan anaknya tanpa suami.

Memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan berjualan kue dipasar, Malin Kundang dan ibunya pun hidup dengan sederhana.

Malin Kundang pun bertekad untuk mengubah nasibnya dan ibunya “Kelak jika sudah besar aku ingin merantau. Aku harus mengubah nasib!” kata Malin Kundang.

Baca Juga: Kisah Lebai Malang dari Sumatera Barat, Ketika Kebimbangan Membawa Petaka

Lalu saat malin kundang usianya menginjak remaja, sebuah kapal besar merapat ke pantai dan ia pun pamit ke ibunya untuk ikut ke dalam kapal tersebut.

Ibu Rubayah pun sempat melarang namun malin tetap bersikeras. “Ini kesempatan baik bagi saya, Ibu!” ujar Malin Kundang. “Belum tentu setahun sekali ada kapal besar singgah di sini.” Lanjutnya.

Akhirnya Ibu Rubayah dengan berat hati mengizinkannya. Dengan air matanya berlinang ia mengantarkan Malin Kundang menaiki kapal itu.

Baca Juga: 7 Perwira TNI-Polri Bergelar Habib Bahkan Ada Jadi Penerbang F-16

Ketika kapal berangkat, Ibu Rubayah hanya bisa pasrah dan melambaikan tangannya sambil menangis mengantarkan sang anak merantau.

Bertahun-tahun telah berlalu dan ibu Rubayah selalu memandang ke laut dan berharap anaknya pulang.Namun kabar Malin Kundang pun belum terdengar sampai usia sang ibu sudah semakin tua.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat