- Di balik gemerlap zaman dulu, tepatnya pada tahun 1607, sebuah kisah yang tak terlupakan dimulai.
Kerajaan Aceh mengutus pejabatnya ke pelosok Sumatera Timur dalam sebuah misi rahasia yang mengubah arah sejarah.
Dua tokoh luar biasa muncul dalam perjalanan ini, Uleebalang Lumu dan pemuda bangsawan bernama Umar.
Seperti dua bintang yang saling berirama, keduanya berperan sentral dalam proses kelahiran Kerajaan Padang.
Awalnya, cakrawala mereka hanya berpusat di Bandar Khalifah.
Namun, tak puas dengan keterbatasan, Umar memutuskan menjelajah lebih dalam hingga kawasan Tebing Tinggi.
Identitas barunya sebagai "Baginda Saleh Qamar" menjadi tonggak pembentukan Kerajaan Padang pada tahun 1630.
Namun, legenda asal-usul tak terelakkan, dan naskah tua Zuriat Kerajaan Padang pun mengisahkan kisah menarik Guk Guk dan Umar Baginda Saleh.
Namun, tiga abad berlalu, tepat pada tahun 1814, masa suram mendera.
Kesawan dirampas oleh Kejeruan Padang, dan panglima Amal, keturunan kelima dari Kejeruan Padang, mengangkat dirinya menjadi Sultan Siak.
Keberuntungan datang menghampirinya pada tahun 1823, ketika John Anderson bertemu dengan Sultan yang sebelumnya adalah Panglima Amal, mengukuhkan statusnya.