bdadinfo.com

Kisah Pemimpin Angkuh yang Memaksakan Kehendak Kepada Orang Lain - News

Legenda Putri Hijau di Aceh   (perpusnas.go.id)




Deli Tua merupakan sebuah kecamatan di kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia. Wilayah Kecamatan Deli Tua dikenal sejak abad ke 16 M dan jadi bagian dari Kesultanan Deli, dahulunya Ia adalah ibu kota dari Kesultanan Deli.

Sultan Ali Alaidin Mughayat Syah merupakan pendiri sekaligus sultan pertama Kesultanan Aceh yang bertakhta dari tahun 1514 hingga meninggal tahun 1530.

Zaman penjajahan Belanda, wilayah Deli Tua termasuk daerah Kewedanan Deli Hulu terdapatlah Legenda Putri Hijau di daerah Deli Tua, begini ceritanya:

Baca Juga: Jepang Siap Buat Terowongan Tol Padang-Pekanbaru, Kalau Nemu Emas di Bukit Barisan Jadi Milik Siapa?

Saat sedang istirahat, seketika Sultan Mughayat Syah melihat sinar hijau dari arah timur.

Sang Sultan bergegas mempertanyakan kepada gurunya tentang sinar itu tetapi sang Guru pun tidak tahu mengenai sinar tersebut.

Sehingga diberikanlah tugas seorang serdadu kepercayaannya untuk menyelidik sinar itu.

Ternyata sinar itu bermula dari dalam tubuh Putri Hijau dari Deli Tua.

Baca Juga: Telkomsel Luncurkan Paket YouTube Premium dengan Harga Rp49 Ribu dan Kuota Nonton 2 GB

Sesampainya di perbatasan kerajaan, sang Sultan mengirim amanah untuk melamar sang Putri tetapi sang Putri menolak pinangan itu.

Menyadari lamarannya ditolak, sang Sultan menjadi kesal.  

Hari silih berganti, pertempuran hebat telah terjadi karena daerah Deli Tua mengelilingi bambu berdiri. serdadu Aceh menyebarkan banyak uang di samping bambu.

Warga Deli Tua menebangi rumpun bambu berduri untuk memungut uang sebab pertahanan Deli Tua runtuh.

Melihat kondisi, penguasa Deli Tua menduga jika mereka akan kalah.

Ia memberi pesan kepada Putri Hijau kalau sang Putri kelak ditangkap, seharusnya meminta supaya bisa dimasuki ke dalam keranda kaca.

Baca Juga: Fenomena Ombak Bono di Sungai Kampar Riau: Mengungkap Cerita Mistis dan Alam yang Menakjubkan

Sebelum sampai di Aceh, tubuhnya tidak bisa dipegang oleh Sultan Aceh.

Sesampainya, Ia wajib meminta supaya warga Aceh membawa upeti itu wajib dibuang ke laut. Saat itu, Putri Hijau wajib keluar dari keranda kacanya.

Kemudian, memanggil nama Jazid dan sejak saat itu sang Penguasa Deli Tua hilang.

Selain itu, sang Putri Hijau ditangkap. Ia meminta permohonan seperti yang disampaikan sang Penguasa Deli Tua. Lalu, sang Sultan menerima permohonan tersebut.

Di daerah Aceh, kapal sang Sultan berhenti di Tanjung Jambu Air.

Baca Juga: Daftar Menu Lauk Nasi Padang Terfavorit yang Wajib Dicoba

Sultan menyuruh warganya untuk melangsungkan upacara persembahan kepada Putri Hijau.

Selesai upacara, Putri Hijau keluar dari kerandanya sesuai amanah, Putri Hijau mengucapkan nama Mambang Jazid.

Seketika turunlah angin dan hujan deras. Gulungan ombak besar dan gelombang susulan.

Kemudian, munculah naga raksasa dari dalam ombak dan bergegas menuju ke kapal Sultan Aceh.

Baca Juga: Wow! Inilah Sosok Pemilik Restoran Pagi Sore, Jadi Rumah Makan Padang Termahal Tapi Selalu Laris Manis

Digempur kapal itu sampai terbagi dua. Dalam kondisi tersebut, Putri Hijau pulang ke keranda kacanya hingga Ia bisa bergerak diatas laut

Sang Naga secepatnya mendatangi keranda dibawa ke Selat Malaka. Gerakan sangatlah cepat hingga Sultan Aceh tidak bisa berbuat apapun.

Ia sadar atas kesalahannya dan Ia tidak dapat memaksakan orang lain kalau orang itu tidak mau.

Pesan moral yang bisa diambil dari cerita rakyat ini adalah janganlah kita suka memaksakan kehendak kita pada orang lain.

Baca Juga: Sawahlunto, Kota Wisata Tambang Yang Menyimpan Sejarah Bencana Kemanusiaan, Ada Kerangka Manusia!

Demikian inilah cerita rakyat Legenda Putri Hijau dari Aceh.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat