- Dahulu Kala, ada kisah cinta tak terlupakan yang terhalang oleh takdir kejam.
Siti Nurbaya, seorang jelita dari keluarga saudagar kaya, dan Samsul Bahri, anak penghulu yang gagah, membuktikan bahwa cinta tak mengenal batas.
Kisah cinta mereka, yang masih mempesona hingga hari ini, berlatar belakang zaman dahulu kala.
Baca Juga: Launching di Nagari Baringin, Bupati Eka Putra; Bukti Tanah Datar Nyatakan Perang terhadap Narkoba
Terinspirasi dari novel karya Marah Rusli yang melegenda, kisah ini telah menjangkau generasi-generasi, menggetarkan hati pembaca dengan keindahannya yang abadi.
Cinta mereka tumbuh suci, diperkuat oleh surat-surat rindu saat Samsul Bahri harus merantau untuk pendidikannya.
Namun, takdir kejam memisahkan mereka ketika ayah Siti Nurbaya terjerat dalam hutang yang merobek bahagia keluarga.
Datuk Maringgih, seorang saudagar kaya, mengambil keuntungan dari situasi ini dan menawarkan pernikahan sebagai ganti hutang.
Meski Siti Nurbaya menentang keras, pilihan terasa tak ada.
Pernikahan dengan Datuk Maringgih memecah cinta mereka. Sementara itu, Samsul Bahri pulang dengan tekad mempertaruhkan segalanya demi cinta yang tak pernah padam. Namun, ulah jahat Datuk Maringgih memusnahkan segala harapannya.
Baca Juga: Pemerintah Kota Padang dan Ba Ria Vung Tau Vietnam Teken MoU Kerjasama
Tragedi mengemuka ketika Samsul Bahri berusaha merebut kembali cinta yang hilang dengan menyamar sebagai Letnan Mas.
Dalam konfrontasi pamungkas, pengkhianatan, dan dendam mencapai titik puncak. Pertempuran antara Samsul Bahri dan Datuk Maringgih merenggut nyawa keduanya dalam Tragedi Balesting yang mendalam.