– Soekarno atau Bung Karno merupakan presiden pertama Indonesia yang dikenal sebagai seorang poliglot. Poliglot adalah suatu istilah yang digunakan untuk orang-orang yang mahir berbicara, menulis, atau membaca dalam banyak bahasa. Ya, Sosok Soekarno dijuluki sebagai poliglot atau ahli bahasa karena ia menguasai banyak bahasa daerah sendiri hingga bahasa asing.
Berdasarkan catatan sejarah, Bung Karno menguasai setidaknya 10 bahasa, yakni Belanda, Inggris, Jerman, Arab, Prancis, Jepang, Jawa, Sunda, Bali, dan Melayu.
Baca Juga: Fakta Sejarah Kekuasaan Soeharto di Indonesia, Bermula dari Perintah Soekarno Melalui Supersemar
Baca Juga: Soekarno Emosi Mobil Sportnya Digeber Guntur: Bakar!
Selain itu, dalam buku The Dictators (1968), Jules Archer mengungkapkan bahwa Bung Karno juga disebutkan menguasai empat bahasa, yaitu Inggris, Belanda, Jerman, dan Perancis.
Kemudian, seorang pengamat bahasa, seorang profesor, doktor, sekaligus Guru Besar Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Sudjoko mengatakan bahwa Soekarno menguasai lebih dari empat bahasa.
"Bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Sunda, Jawa, dan tentunya Bahasa Indonesia menyembur dari lidahnya dan penanya secara meyakinkan. Bahasa Latin, Sansekerta, dan Arab diketahuinya ala kadarnya...," ujar Sudjoko.
Baca juga: Ini Dia 5 Anak Soekarno dan Fatmawati, Selain Megawati Anak Nomor 4 Pernah jadi Kontroversi
Baca juga: Bukan Megathrust, Gempa Garut Termasuk dalam Intraslab, Begini Penjelasannya
Penjelasan lain mengenai penguasaan bahasa sang presiden datang dari mantan ajudan Bung Karno, Brigjen (Purn) Marinir Bambang Widjanarko yang mengakui bahwa Bung Karno lancar berbahasa Inggris, Perancis, Jerman.
"... dan bila bertemu dengan orang asing yang berbahasa Belanda, maka asyiklah Bung Karno berbicara dalam bahasa itu yang memang sangat ia kuasai," ungkap Bambang.
Penguasaan bahasa Bung Karno tentunya tidak diragukan lagi. Kesenangannya berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya membuatnya dengan mudah menguasai bahasa asing. Hal ini juga dapat dilihat dari tempat Soekarno mengenyam pendidikan formal di Kota Mojokerto. Diketahui, selepas lulus dari Sekolah Ongko Loro, yang kini disebut SDN Purwotengah, ia melanjutkan ke sekolah dengan pengantar berbahasa Belanda yaitu Europesche Lagere School (ELS), sekarang dikenal SMPN 2 Kota Mojokerto. (*)