bdadinfo.com

Mengenal Guntur Soekarnoputra, Si Sulung yang Memilih Tak Berpolitik dari Trah Soekarno - News

Mengenal Guntur Soekarnoputra, Si Sulung yang Memilih Tak Berpolitik dari Trah Soekarno (Instagram @puti_soekarno)

- Guntur Soekarnoputra merupakan anak dari Presiden pertama Indonesia Soekarno dari istrinya yang ketiga, Fatmawati.

Namun, anak sulung ini tidak memilih jalur politik seperti adiknya Megawati Soekarnoputri dan lebih memilih aktif di seni budaya.

Guntur lahir pada tahun 1944 dengan nama lengkap Muhammad Guntur Soekarno Putra. Para petinggi Jepang yang saat itu berteman baik dengan sang ayah, Ir. Soekarno, ikut menyambut dengan gembira kelahiran putra sulung Bung Karno dan Fatmawati ini.

Baca Juga: Lama Tidak Akur dengan Saudara Kandung! Rachmawati Ungkap Alasan Tak Sejalan dengan Megawati

Bahkan, Jenderal Yamamoto memberikan nama khusus bagi Guntur, yaitu Osamu yang memiliki arti disiplin, logis, dan pemimpin.

Guntur merupakan kakak tertua dari Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

Sang ayah dan sang ibu, memiliki panggilan tersendiri untuk putra sulungnya ini. “Tok” menjadi panggilan Guntur dari sang ayah dan “Bujang” adalah panggilan khas dari sang ibu.

Baca Juga: Fakta Sejarah Kekuasaan Soeharto di Indonesia, Bermula dari Perintah Soekarno Melalui Supersemar 

Lahir dari keluarga yang berkecimpung di dunia politik, tak membuat Guntur tergiur untuk mendalami dunia tersebut. Guntur lebih memilih untuk aktif di dunia budaya khususnya seni musik.

Lulusan Institut Teknologi Bandung ini, lebih senang mengomentari hal-hal yang berkaitan dengan musik ketimbang harus menjajal dunia politik seperti adik-adiknya.

Sebagai putra sulung dari istri ke-tiga Bung Karno, Guntur harus mengemban peran sebagai pengganti sang ayah ketika Soekarno meninggal dunia.

News mengutip dari okezone.com, Roso Daras dalam buku “Total Bung Karno” menuliskan, Guntur harus memikul tanggung jawab besar ketika sang ayah meninggal dunia dan sebagai anak tertua, ia harus menjadi pengganti peran ayah bagi adik-adiknya.

Dalam buku “Bung Karno, Bapakku, Kawanku dan Guruku”, diceritakan tentang pesan terakhir Soekarno pada anak sulungnya ini.

Tok, engkau adalah anak sulung Putra Sang Fajar. Sebab bapakmu dilahirkan pada waktu fajar menyingsing. Fajar 6 Juni yang sedang merekah di ujung Timur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat