bdadinfo.com

Keren! Ternyata Ini Makna dan Arti Penampakan Logo Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023 - News

Logo Keketuaan ASEAN 2023 (Instagram @asean)

– Penampakan logo baru Keketuaan Indonesia di ASEAN ternyata punya makna dan arti dengan menggunakan simbol-simbol yang menggambarkan wilayah Indonesia yang kaya akan alam.

Sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia menghadirkan logo yang merepresentasikan ASEAN sebagai kawasan dinamis yang responsif dan adaptif terhadap perubahan baik di dalam maupun di luar.

Logo tersebut menggambarkan langit, darat, laut, dan Maleo, burung asli dari Indonesia.

Mengenai logo, inilah logo keketuaan ASEAN yang telah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada serah terima Keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia.

Baca Juga: Masyarakat Cemas Soal Larangan Warung Kecil Jual Gas 3 Kg, Pertamina Bilang Begini

Logo ini menggambarkan langit, gunung, laut dan bumi, serta burung Maleo sebagai salah satu kekayaan fauna Indonesia. Langit merupakan visualisasi dari merangkul, mengayomi. Gunung dan bumi merupakan visualisasi dari kekokohan dan kestabilan.

Gunung juga disimbolkan sebagai simbol arah pertumbuhan yang optimis. Bentukan gunung bersifat layaknya sedang bertumbuh mengarah ke atas.

Sebagai representasi arah, visualisasi tersebut memiliki arti membawa keseluruhan ASEAN bertumbuh ke arah yang lebih baik.

Lautan, secara konseptual, merupakan penghubung dan pemersatu setiap pulau antar negara dalam kawasan.

Simbolisasi fauna dengan profil burung Maleo merupakan representasi kekayaan hayati Nusantara karena Maleo merupakan burung khas endemik Sulawesi, Indonesia.

Baca Juga: Kok Bisa? Persebaya Usung Kaesang Pangarep Jadi Ketua Komite Pemilihan dalam Kongres Biasa PSSI 2023

Bentuk keseluruhan simbol sangat dinamis. Responsif dan adaptif merespon segala perubahan yang terjadi secara internal (ASEAN) maupun eksternal.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menerima tongkat Keketuaan ASEAN dari PM Hun Sen dan keketuaan ini akan mulai berlaku dari 1 Januari—31 Desember 2023. Keketuaan Indonesia dijalankan di saat situasi dunia masih dalam kondisi tidak mudah.

Dari sisi geopolitik maupun ekonomi, situasi masih belum kondusif dan dunia masih mengalami tantangan multi-dimensi. Tantangan dari sisi geopolitik, rivalitas akan tetap tajam dan berharap rivalitas tetap dapat dikelola, sehingga tidak muncul konflik terbuka atau perang baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat